Jatim
Minggu, 31 Mei 2015 - 20:05 WIB

RAMADAN 2015 : Harga Cabai Diramal Naik 81% saat Puasa

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Petani Kediri seusai panen cabai rawit, Jumat (30/1/2015). (JIBI/Solopos/Antara/Rudi Mulya)

Ramadan 2015 diramalkan mendongkrak harga cabai.

Madiunpos.com, MALANG — Harga cabai pada Ramadan 2015 mendatang diperkirakan naik 81% karena turunnya pasokan.

Advertisement

Ketua Asosiasi Agribisnis Cabai Indonesia Jawa Timur Sukoco mengatakan puncak panen cabai pada Maret-April, sedangkan cabai rawit merah pada April-Mei 2015. “Setelah itu, produksi turun hingga 30%,” kata Sukoco dihubungi dari Malang, Kamis (28/5/2015).

Dengan turunnya produksi cabai, maka berpengaruh pada kenaikan harga karena tidak seimbangnya antara pasokan dan permintaan. Harga cabai rawit pada Juni-September diperkirakan naik dari Rp11.000 per kg menjadi Rp20.000 per kg atau naik 81%. Begitu juga dengan harga cabai merah, diperkirakan naik menjadi Rp25.000-Rp30.000 per kg dari harga saat ini yang mencapai Rp20.000 per kg.

Harga cabai merah Rp20.000 per kg itu berlangsung sejak Mei karena puncak panen sudah berlalu. Puncak produksi komoditas tersebut berlangsung pada Maret-April.

Advertisement

Pada puncak produksi, luas areal panen mencapai 1.000 hektare dengan tingkat produktifitas 8 ton per hektare untuk cabai merah, sedangkan tanaman cabai rawit merah seluas 5.000-6.000 hektare dengan tingkat produksi 6 ton per hektare. “Setelah melewati masa panen, penurunan produksi hingga mencapai 30%,” katanya.

Cabai Jatim
Menurut Sukoco, jika produksi cabai di Jatim hanya untuk memenuhi kebutuhan konsumsi warga setempat, maka masih sangat mencukupi meski terjadi penurunan produksi setelah puncak panen. Yang menjadi problem, cabai asal Jatim tidak hanya memenuhi kebutuhan konsumsi setempat melainkan juga untuk memenuhi warga Kalimantan dan Jakarta.

“Karena itulah saat produksi turun, otomatis harga ikut terdongkrak. Harga sebesar itu berada di tingkat petani,” ucapnya. Namun, imbuhnya, bisa saja pasokan cabai di Jatim tidak terganggu jika produksi asal Bali dan Mataram cukup berlimpah.

Advertisement

Di daerah tersebut puncak panen baru berlangsung pada Juni, selebihnya produksi akan turun. Produksi cabai asal Bali dan Mataram akan berlimpah jika cuaca bagus, tidak hujan. Namun jika kondisi cuaca seperti pada Maret-April yang ditandai curah hujan yang masih tinggi, maka produksi cabai di Bali dan Mataram dipastikan akan terganggu. Pada puncak panen, produksi justru mengalami penurunan.

Meski begitu, dia berharap, pemerintah tidak perlu melakukan ekspor cabai karena masih banyak meski terjadi penurunan. Jika pemerintah ekspor cabai, maka dipastikan harga cabai akan hancur dan memukul ekonomi petani.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif