News
Minggu, 31 Mei 2015 - 02:00 WIB

KONVERSI BBM : Hiswana Migas Tuntut Kenaikan Upah Pengisian Elpiji

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi pengisian elpiji 3 kg di depo Pertamina (Paulus Tandi Bone/JIBI/Bisnis)

Konversi BBM ke gas tidak diiringi kenaikan upah pengisian elpiji.

Solopos.com, JAKARTA — Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) meminta upah pengisian elpiji dinaikkan dari Rp300 per kg menjadi Rp512 per kg.

Advertisement

Koordinator Wilayah Hiswana Migas Jakarta Timur Brando Susanto mengatakan seluruh Dewan Pimpinan Pusat (DPP) men kenaikan upah pengisian elpiji 3 kg dari Rp300 per kg menjadi Rp512 per kg. Kenaikan diperlukan mengingat upah pengisian belum berubah sejak pertama kali program konversi bahan bakar minyak (BBM) ke Elpiji dicanangkan pada 2007.

Padahal, komponen biaya produksi seperti upah minimum regional (UMR) telah menanjak. Dia mencontohkan pada 2007 UMR DKI Jakarta hanya Rp1.000.000, sementara saat ini telah naik lebih dari 100%. “Sudah pasti tidak sesuai, sudah pasti berat, kami mendorong supaya upah pengisian dinaikkan,” katanya dalam Kunjungan ke Stasiun Pengisian Bulk Elpiji (SPBE) PT Batavia Jaya Energi di Jakarta, Jumat (29/5/2015).

Menurut Brando, Hiswana Migas telah beberapa kali mengusulkan kenaikan upah pengisian elpiji 3 kg. Sayangnya, pemerintah belum memberikan kenaikan. Dia menegaskan tahun ini akan menuntut secara serius kenaikan upah pengisian elpiji 3 kg. “Berat, kami mengajukan terus. Tahun ini kami gulirkan serius,” tambahnya.

Advertisement

Brando mengungkapkan Pertamina juga tidak bisa berbuat banyak terkait upah pengisian karena berhubungan denga subsidi yang dibayarkan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Sementara itu, VP Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro menuturkan Pertamina telah mengajukan kenaikan upah pengisia Elpiji tabung melon sejak 2013.

Menurutnya, kenaikan diperlukan karena SPBE memerlukan biaya perawatan. Di sisi lain, inflasi juga terus menggerus keuntungan SPBE. “Sudah pasti akan dikaji lagi,” tuturnya.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif