News
Sabtu, 30 Mei 2015 - 10:15 WIB

RUMAH BERSUBSIDI : Harga Tanah Mahal Hambat Pembangunan Rumah Murah di Soloraya

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi perumahan (JIBI/Dok)

Rumah bersubsidi dibangun untuk masyarakat berpenghasilan rendah. Namun harga tanah yang mahal menjadi kendala.

Solopos.com, SOLO — Harga tanah menjadi kendala dalam pemenuhan rumah murah bagi masyarakat berkebutuhan rendah (MBR). Hal ini mengingat harga tanah yang terus meningkat setiap tahunnya.

Advertisement

Branch Manger (BM) Bank Tabungan Negara (BTN) Solo, Teguh Wahyudi, menyampaikan kendala utama dalam penyediaan rumah subsidi adalah harga tanah yang terus meningkat setiap tahunnya.

Oleh karena itu, penyediaan rumah dengan harga Rp118 juta cukup sulit. Kalau pun bisa biasanya berada di lokasi pinggiran yang kurang begitu diminati karena lokasinya yang cukup jauh dari kota.

Advertisement

Oleh karena itu, penyediaan rumah dengan harga Rp118 juta cukup sulit. Kalau pun bisa biasanya berada di lokasi pinggiran yang kurang begitu diminati karena lokasinya yang cukup jauh dari kota.

“Pengembang yang membangun rumah subsidi sedikit sehingga ketersediaan rumah murah masih terbatas. Oleh karena itu, kami berharap pemerintah daerah mampu memberi kemudahan perizinan sehingga target pembangunan 3.500 rumah subsidi di Soloraya pada tahun ini bisa tercapai,” ungkap Teguh saat jumpa pers di Solo Bistro, Jumat (29/5/2015).

Menurut dia, sinergisitas antar berbagai pihak seperti pemda, pengembang, dan perbankan perlu dilakukan.

Advertisement

Apalagi dalam pemenuhan uang muka tersebut, bisa menggunakan Tabungan Perumahan (Taperum) bagi PNS dan pinjaman uang muka perumahan (PUMP) dari BPJS Ketenagakerjaan bagi karyawan dengan angsuran ringan Rp750.000/bulan selama 20 tahun.

Sekretaris Real Estate Indonesia (REI) Soloraya, Oma Nuryanto, mengatakan untuk bisa membangun rumah murah, maksimal harga tanah adalah Rp200.000-an. Menurut dia, apabila lebih dari itu akan menyulitkan pengembang mengingat harga bahan bangunan juga meningkat.

“Kami juga berharap proses perizinan bisa dilakukan satu pintu. Selama ini terdapat 33 proses perizinan pembangunan rumah. Oleh karena itu, dengan perizinan yang cepat diharapkan pembangunan lebih cepat selesai. Selain itu, kami juga mengimbau pengembang yang bergerak di rumah komersil untuk membangun rumah murah guna memenuhi kebutuhan masyarakat,” terangnya.

Advertisement

Lebih lanjut, dia mengatakan pada Selasa-Selasa (2-9/6/2015) pihaknya mengadakan pameran rumah subsidi di Solo Grand Mall (SGM).

Hal ini untuk mendukung program pengadaan satu juta unit rumah oleh pemerintah pusat. Pameran tersebut menurut rencana akan diikuti 20 pengembang yang menawarkan 50 titik yang tersebar di Soloraya, kecuali Solo.

“Target tinggi dengan sasaran utama MBR tidak membuat kami berkecil hati apabila non performing loan [NPL] meningkat karena BTN sudah berpengalaman dan evaluasi dilakukan secara mendalam sebelum memberikan KPR,” ujar Teguh.

Advertisement

Dia mengatakan saat ini NPL KPR masih bagus, yakni di bawah 2%. Permintaan KPR rumah subsidi menurut dia, pada tahun ini cukup tinggi, terbukti dari target penyaluran Rp108 miliar sudah terealisasi Rp48 miliar.

“Dengan uang muka murah, tentu target penyaluran juga dinaikkan tapi tidak ada patokan target tertentu. Oleh karena itu, kami usahakan untuk menambah sebanyak mungkin. Pameran ini diharapkan bisa menjadi start yang baik sekaligus sosialisasi kepada masyarakat,” beber dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif