Sport
Sabtu, 30 Mei 2015 - 18:25 WIB

PSSI DIBEKUKAN : Tak Sesali Sanksi FIFA, Presiden Ingin Reformasi Total

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - PSSI yakin Indonesia terkena sanksi FIFA (Okezone)

PSSI dibekukan dan terkena sanksi FIFA. Namun Presiden Jokowi tidak ingin Indonesia larut dengan sanksi itu.

Solopos.com, JAKARTA — Presiden Joko Widodo (Jokowi) akhirnya mengeluarkan pernyataan terkait polemik pembekuan PSSI dan sanksi FIFA. Jokowi tak mempersoalkan apabila FIFA jadi menjatuhkan sanksi kepada Indonesia.

Advertisement

Jokowi ingin ada reformasi total di sepak bola, termasuk di tubuh PSSI, termasuk jika sanksi FIFA jatuh. Demikian disampaikan Jokowi kepada wartawan di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusumah, Jakarta, Sabtu (30/5/2015) sore, sepulangnya presiden dari kunjungan kerja di Sulawesi, dikutip Detik.

Pertama, Jokowi menerangkan adanya kesan bahwa dirinya dan Wapres Jusuf Kalla berbeda pandangan terhadap upaya pemerintah (Kemenpora) dalam membenahi tata kelola sepakbola di Indonesia. “Semua sebetulnya sama. Itu dalam rangka pembenahan PSSI. Jadi, baik Pak Wapres maupun saya sama sebetulnya. Keinginannya sama: ingin pembenahan PSSI,” ucap Jokowi.

Disinggung tentang deadline dari FIFA pada 29 Mei 2015, Jokowi mempertanyakan prestasi sepak bola apa yang diperoleh Indonesia di bawah PSSI dalam beberapa tahun terakhir. “Perlu saya sampaikan. Coba dilihat dulu, selama 10 tahun prestasi kita tuh apa. Ini saya punya catatan. Nih, catatannya, dari 2002, 2006, 2010. Tidak lolos kualifikasi Piala Dunia. Asia saja tidak lolos. Piala Dunia, kemudian di Piala Asia, AFC 2004 sampai babak I, tahun 2007 juga babak I. Tahun 2011 tidak lolos kualifikasi di tingka Asia.

Advertisement

“Kemudian dilihat lagi peringkat di FIFA sejak 2012, karena saya punya semuanya. Tahun 2012 di angka 156 dari semua negara. Tahun 2013 peringkat 161, 2014 di nomor 159. Tahun ini juga sama, 159.

“Melihat ceritanya harus lebar, seperti itu yang dilihat. Kita ini hanya ingin ikut event internasional, atau ingin prestsai? Kalau hanya ingin event internasional tapi selalu kalah. Saya tanya, lalu kebanggaan kita ada di mana?

“Kita ikut terus event internasional, kualifikasi Piala Dunia, di tingkat Asia, ASEAN, tapi kita malu terus, kalah lagi, kalah lagi, kalah lagi. Yang ingin kita lakukan adalah pembenahan total. Pembenahan total daripada kita punya prestasi seperti itu terus sepanjang masa.

Advertisement

Presiden Jokowi akhirnya sampai pada masalah pembekuan PSSI yang dilakukan menterinya, Menpora Imam Nahrawi. Ia dengan jelas menyatakan dukungan pada apa yang dilakukan oleh pembantunya itu, jika itu memang program untuk pembenahan sepak bola.

“Ya kalau terjadi pembekuan, ya memang harus ada pembenahan total, reformasi total, pembenahan manajemen, pembenahan sistem,” ucap orang nomor satu di negara ini. Jadi, SK pembekuan tidak jadi dicabut, Pak? Tanya wartawan.

“Ditanyakan saja ke Menpora. Saya kita sudah bisa ditangkap (apa yang kita inginkan). Mestinya PSSI dan pemerintah bekerja sama yang baik. Ini bukan intervensi lho. Kita semua ingin sepakbola kita jadi lebih baik,” papar Jokowi.

Ia lalu menyimpulkan, langkah-langkah apa yang mesti dilakukan pemerintah setelah pembekuan PSSI adalah urusan Kemenpora. “Hal tenis, tanyakan ke Kemenpora, jangan ke presiden. Soal nasib pemain, wasit, dan lain-lain, itu sudah teknis. Tanya ke Menpora,” sahutnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif