News
Sabtu, 30 Mei 2015 - 06:00 WIB

KELANGKAAN ELPIJI : OP Tak Manjur Atasi Kelangkaan Elpiji 3 Kg, Ini Bukti Lengkapnya...

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, WONOGIRI — Operasi pasar (OP) yang digelar di berbagai daerah belum mempan mengatasi kelangkaan elpiji 3 kilogram (kg). OP pun dinilai merupakan solusi jangka pendek.

Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (Disperindagkop dan UMKM) Wonogiri telah menggelar OP elpiji 3 kg atau gas melon sebanyak enam kali sejak awal Mei. OP elpiji 3 kg terakhir dilakukan di Kecamatan Eromoko dan Pracimantoro, Jumat (29/5/2015).

Advertisement

Kepala Bidang (Kabid) Perdagangan Disperindagkop dan UMKM, Wahyu Widayati, mengatakan PT Pertamina bersama Pemkab kembali menggelar OP elpiji 3 kg di dua tempat yakni Eromoko dan Pracimantoro.

”Kebutuhan meningkat sedangkan jumlah barang tersedia tidak bertambah. Kondisi itu membuat elpiji 3 kg langka,” ujar Wahyu saat ditemui Espos.

Advertisement

”Kebutuhan meningkat sedangkan jumlah barang tersedia tidak bertambah. Kondisi itu membuat elpiji 3 kg langka,” ujar Wahyu saat ditemui Espos.

Dia mengakui OP itu hanya solusi jangka pedek untuk mengatasi kelangkaan elpiji 3 kg. Solusi jangka panjang, kata dia, harus ada penambahan kouta elpiji. Menurut dia meningkatnya permintaan elpiji 3 kg disebkan karena banyaknya pengguna elpiji 12 kg beralih ke elpiji 3 kg. Dia memastikan elpiji 3 kg pada akhir Mei dihentikan.

Koordinator pangkalan elpiji 3 kg Wonogiri, Sigit Destri Antri, mengatakan ada penambahan kouta elpiji 3 kg sebanyak 8% pada 1 Juni 2015. ”Penambahan elpiji itu bukan karena persiapan Puasa tetapi untuk mengatasi kelangkaan,” kata dia.

Advertisement

Dia mengatakan dampak dari OP elpiji akan dilihat beberapa hari ke depan. Menurut dia, tidak menutup kemungkinan OP kembali digelar di wilayah yang mengalami kelangkaan. Nonok menjelaskan penyebab kelangkaan elpiji tiga kilogram di delapan wilayah kecamatan adalah keterlambatan distribusi dari Pertamina ke beberapa agen.

Hingga Jumat, gas elpiji 3 kg menembus Rp25.000 per tabung. ”Harga eceran di beberapa teman pengecer sampai Rp25.000 per tabung. Tidak wajar tapi karena kondisi keterbatasan tabung,” ujar pengecer asal Kampung Jetis Mojosari, Prapto.

Dekati Ramadan
External Relation Manager PT Pertamina Marketing Operation Region (MOR) IV Jateng-DIY, Roberth M.V. Dumatubun, menyampaikan mendekati Ramadan, kebutuhan elpiji 3 kg masyarakat meningkat karena banyak masyarakat yang mengadakan hajatan. Selain itu, beberapa spekulan dan masyarakat yang panik memperparah kondisi. Hal ini karena mereka menimbun gas melon tersebut.

Advertisement

”Penimbunan tidak dilakukan dalam jumlah banyak, seperti pedagang biasanya cukup menggunakan dua tabung dalam sehari tapi ada yang menyimpan elpiji 3 kg hingga enam tabung. Hal tersebut tentu mengurangi pasokan bagi masyarakat umum,” ungkap Roberth saat dihubungi Espos, Jumat.

Padahal menurut dia, Pertamina telah menyalurkan elpiji 3 kg sebanyak 104% daru kuota hingga Mei ini. Penyaluran tersebut tidak termasuk elpiji 3 kg yang disalurkan melalui operasi pasar (OP). Dia menyampaikan OP yang dilakukan tidak sekadar antisipasi kelangkaan tapi juga untuk menyambut Ramadan. Roberth mengatakan tidak bisa berbuat banyak ketika masyarakat menimbun gas melon.

Sulit Dipantau
Wakil Ketua Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Solo, Ismet Inono mengatakan sistem distribusi terbuka menyulitkan pantauan dan pengendalian konsumsi karena setiap orang bisa membeli elpiji 3 kg.

Advertisement

Sementara itu, pasokan harian elpiji 3 kg di Kabupaten Karanganyar akan ditambah 47.438 tabung pada Juni. Pemkab Karanganyar juga akan menambah pasokan harian menjadi 28 hari dari biasanya 26 hari selama Juni.

Kepala Subbagian Sumber Daya Alam Bagian Perekonomian Setda Karanganyar, Nur Aini Farida, mengungkapkan setelah ada penambahan 7,5% dari kuota 2014, tahun ini kuota harian gas melon di Karanganyar sebanyak 23.719 tabung.

Jatah Dikurangi
Di Karanganyar, OP digelar di Colomadu dan Jaten, Jumat. Pada Sabtu (30/5), Pertamina akan melakukan OP di Tawangmangu, Matesih, dan Karangpandan. Setiap lokasi OP, dijatah 560 tabung gas.

Di Sukoharjo, harga elpiji 3 kg mencapai Rp19.000/tabung-Rp21.000/tabung. Seorang pengecer elpiji ukuran 3 kg di sekitar Pasar Ir. Soekarno, Rahmat, mengatakan jatah pasokan elpiji 3 kg dikurangi pangkalan. ”Kadang pasokan elpiji 3 kg dari pangkalan juga sering terlambat. Ya mau bagaimana lagi, saya hanya menerima pasokan gas elpiji 3 kg dari pangkalan,” katanya.

Menurut Kabag Perekonomian Setda Klaten, Srihadi, OP masih digelar di sejumlah wilayah Klaten. Dua kecamatan, yakni Bayat dan Gantiwarno, Jumat, menjadi sasaran OP. ”Laporan yang masuk [harga elpiji 3 kg] sekitar Rp21.000/tabung,” urai dia.

Sanksi Tegas
Sementara itu, Komisi B DPRD Jawa Tengah mendukung langkah Pertamina menjatuhkan sanksi tegas kepada agen dan pangkalan agen elpiji 3 kg yang nakal. Ketua Komisi B DPRD Jawa Tengah (Jateng) Chamim Irfani mengatakan mestinya sanksinya tidak sekadar penghentikan pasokan selama sebulan, tapi mencabut izin agen dan pangkalan yang nakal tersebut.

”Pertamina mestinya memberikan sanksi lebih keras dengan mencabut izin usaha agen dan pengkalan elpiji 3 kg yang nakal untuk memberikan efek jera bagi yang lain tidak mengulangi lagi,” katanya kepada wartawan di Semarang, Jumat (29/5).

Politikus PKB ini mengharapkan Pertamina memperbaiki tata niaga elpiji 3 kg. Di samping itu, imbuh dia, Pertamina perlu menambah sebaran agen dan pangkalan elpiji 3 kg sampai ke desa/kelurahan yang terpencil, supaya harganya tidak terlalu mahal. (Kurniawan/ Eni Widiastuti/Bony Eko Wicaksono/Insetyonoto/Taufiq Sidik Prakoso/Asiska Riviyastuti)

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif