News
Jumat, 29 Mei 2015 - 07:00 WIB

KELANGKAAN ELPIJI : Elpiji Langka, Pertamina Hukum Agen, Begini Kisah Lengkapnya…

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Foto Gas Elpiji 3 Kg JIBI/Bisnis Indonesia/Dedi Gunawan

Kelangkaan elpiji mendorong Pertamina menjatuhkan sanksi kepada 32 agen dan pangkalan nakal.

Solopos.com, SEMARANG — PT Pertamina Marketing Operation Region IV Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menjatuhkan sanksi kepada 32 agen dan pangkalan elpiji 3 kilogram (kg) yang nakal.

Advertisement

Manajer Domestik Gas Pertamina Marketing Operation Region IV Jateng dan DIY Hardjono mengatakan 32 agen dan pangkalan elpiji 3 kg tersebut terbukti melakukan pelanggaran sehingga dijatuhkan sanki tegas. ”Selama Januari-April 2015, kami telah menjatuhkan sanksi tegas kepada 22 agen dan 10 pangkalan elpiji 3 kg yang terbukti melakukan pelanggaran,” katanya kepada wartawan di sela-sela inspeksi mendadak (sidak) di beberapa agen elpiji 3 kg di Semarang, Kamis (28/5/2015).

Hardjono tidak bersedia menyebutkan nama dan lokasi agen dan pangakalan nakal tersebut. Sanksi yang dilakukan terhadap 22 agen berupa tidak mendapatkan pasokan selama satu bulan, sedang untuk 10 pangkalan berupa pemutusan hubungan usaha (PHU). Agen dan pangkalan itu dianggap terbukti melakukan pelanggaran, di antaranya mengoplos elpiji 3 kg ke elpiji 12 kg, menjual di atas harga eceran tertinggi (HET) senilai Rp15.500, dan menjual di luar wilayah.

Jumlah pangkalan elpiji di Jateng dan DIY, menurut dia, secara keseluruhan sekitar 31.000 pangkalan dan jumlah agen sekitar 390 agen. Hardjono menyatakan menghadapi Ramadan dan Lebaran 2015 telah menyiapkan penambahan kuota elpiji 3 kg dan elpiji 12 kg sebesar 12% dari kebutuhan normal harian. ”Jadi masyarakat tidak perlu khawatir adanya kelangkaan elpiji, karena persedian terjamin,” ungkap dia.

Advertisement

Bila terjadi kelangkaan elpiji, terutama elpiji 3 kg, Hardjono menegaskan Pertamina akan melakukan operasi pasar (OP). ”Begitu ada laporan kelangkaan elpiji 3 kg, kami langsung menggelar OP,” tukasnya.

Perketat Penjualan
General Manager PT Pertamina Marketing Operation Region IV Jateng dan DIY Kusnendar menyatakan serius dalam melakukan pengawasan distribusi elpiji 3 kg atau biasa dikenal dengan gas melon agar tepat sasaran.

External Relation Pertaminan Marketing Operation Regional IV Roberth MV Dumatubun menambahkan untuk mengantisipasi terjadi kelangkaan elpiji 3 kg menerapkan kebijakan pengetatan penjualan gas melon tersebut.

Advertisement

Sementara itu, OP di sejumlah wilayah di Soloraya akan terus dilakukan hingga akhir bulan ini. Hal tersebut untuk menstabilkan harga dan pasokan elpiji 3 kg.

Ketua Bidang (Kabid) Elpiji 3 Kg Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) Soloraya, Budi Prasetyo, menyampaikan hingga saat ini OP masih terus berlangsung di Sragen dan Klaten. OP merupakan permintaan dari pemerintah daerah (pemda) akibat kelangkaan atau tingginya harga elpiji 3 kg.

Berdasarkan informasi yang diterima Hiswana Migas, harga elpiji hingga ke masyarakat ada yang mencapai Rp20.000/tabung dari harga eceran tertinggi (HET) Rp15.500/tabung. Namun, Hiswana Migas tidak bisa berbuat banyak karena harga tersebut biasanya ditentukan pengecer yang bukan merupakan jalur distribusi resmi.

”Total elpiji 3 kg yang disalurkan melalui OP hingga Kamis [28/5] pagi sebanyak 83.760 tabung. OP tidak akan berhenti sesuai dengan permintaan pemda ke Pertamina. Oleh karena itu, masyarakat diharapkan tidak panik karena kebutuhan elpiji akan dipenuhi,” ungkap Budi saat ditemui wartawan di Kantor Hiswana Migas Soloraya, Kamis.

Dia menyampaikan OP akan dilakukan hingga Sabtu (30/5). Hal tersebut karena Juni, akan ada alokasi tambahan sebanyak 200% dari alokasi harian. Meski begitu, tidak menutup kemungkinan pada bulan depan akan ada penambahan alokasi tambahan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Alokasi tambahan tersebut akan disalurkan selama satu bulan.

Dia berpendapat kelangkaan ini terjadi karena kebutuhan masyarakat yang terus meningkat, terutama untuk UMKM karena meningkatkan aktivitas ekonomi masyarakat, seperti untuk membuat kue Lebaran dan laundry.

”Pasokan gas melon akan dinormalkan mengingat menjelang bulan Puasa permintaan meningkat. Oleh karena itu, normalisasi pasokan diperlukan supaya kelangkaan yang terjadi tidak semakin parah,” ujarnya.

Pangkalan Pasrah
Salah satu pengecer gas melon di Laweyan, Solo, Ajiz, hanya bisa pasrah mengetahui kelangkaan gas melon. Biasanya, dia mendapatkan pasokan sekitar delapan tabung tiap hari, namun kini pasokan tak pasti. Dia meminta pemerintah memperbaiki pola pendistribusian gas bersubsidi supaya tepat sasaran.

Di Sukoharjo, harga elpiji 3 kg menembus hingga lebih dari Rp20.000. Seorang pengecer elpiji 3 kg asal Desa Mertan, Kecamatan Bendosari, Tri Mulyadi, mengatakan pasokan elpiji 3 kg dari pangkalan kerap terlambat.

Dia menjual elpiji 3 kg senilai Rp21.000-Rp22.000/tabung. Biasanya, warga setempat sudah mengantre saat elpiji 3 kg dipasok dari pangkalan. Alhasil, elpiji 3 kg yang dijualnya ludes dalam hitungan jam.

Kepala Bidang (Kabid) Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sukoharjo, Bambang Sri Setiyono, mengatakan ada beberapa penyebab kelangkaan elpiji 3 kg di pasaran. Selain permintaan meningkat, sebagian besar masyarakat yang menggunakan elpiji 12 kg beralih ke ukuran 3 kg.

Di Delanggu, Klaten, harga gas melon sempat menembus Rp25.000. Pemkab Klaten bekerja sama dengan Pertamina telah menggelar OP di Desa Sabrang dan Desa Gatak, Rabu (27/5) pagi.

Kuota Ditambah
Sementara itu, kuota elpiji 3 kg di Karanganyar akan ditambah untuk mengantisipasi peningkatan permintaan pasar pada Ramadan dan jelang Lebaran. Ketua Hiswana Migas Soloraya, Suwardi Hartono Putro, mengatakan untuk mengantisipasi kenaikan permintaan pasar bulan depan, akan ada kenaikan kuota fakultatif sebanyak 6% dari alokasi harian.

Di Wonosegoro, Boyolali, harga eceran gas melon mencapai Rp20.000 per tabung. Pedagang mi ayam di Desa Ketoyan, Kecamatan Wonosegoro, Takim, 34, menuturkan kesulitan mendapatkan elpiji.

Pengecer elouiji 3 kg di RT 003/RW 007 Dukuh Pingkuk, Desa/Kecamatan Wonosegoro, Sri Prihani, 33, mengatakan dia dan sejumlah pengecer lainnya di daerah pelosok Wonosegoro menjual elpiji 3 kg senilai Rp20.000 per tabung karena ketersediaan elpiji tak pasti. (Bayu Jatmiko Adi/Asiska Riviyastuti/Shoqib Angriawan/Bony Eko Wicaksono/Kharisma Dhita Retnosari)

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif