Soloraya
Kamis, 28 Mei 2015 - 21:30 WIB

TUKANG BECAK DITEROR : Teror Makin Misterius, Tukang Becak Solo Surati Kapolres

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Linmas penangkal PGOT membantu penarik becak yang terlibat kecelakaan di seputaran Stadion Manahan, Rabu (27/8/2014). (Ardiansyah Indra Kumala/JIBI/Solopos)

Tukang becak yang diteror di Solo akhirnya menyurati Kapolresta Solo.

Solopos.com, SOLO Para sopir becak yang mangkal di sejumlah wilayah di Kota Solo berencana menyurati Kapolresta Solo, Kombes Pol. Ahmad Lutfi. Hal itu terkait maraknya teror yang dirasakan tukang becak beberapa waktu terakhir.

Advertisement

Koordinator Forum Komunikasi Keluarga Becak (FKKB), Sardi Ahmad, menyambut baik niat kepolisian yang siap menindaklanjuti laporan teror. Dalam waktu dekat, pihaknya akan menyurati Kapolresta untuk permohonan audiensi. Forum tersebut diharapkan dapat menjadi solusi kekhawatiran penarik becak selama ini.

Tukang becak yang biasa tidur di pinggir jalan banyak mengalami teror mulai pelemparan kotoran, petasan, dijungkirkan dari becak hingga pemukulan. “Kami harap ada ruang untuk membahas masalah ini. Kami belum bisa memberi laporan resmi karena belum memiliki bukti seperti foto atau rekaman teror,” ujarnya saat berbincang dengan Solopos.com di Banjarsari, Kamis (28/5/2015).

Setelah informasi mengenai teror ditanggapi Kasatreskrim Polresta Solo, Kompol Danu Pamungkas, hari ini, Sardi langsung berkomunikasi dengan para tukang becak yang mengalami teror. Rekan-rekannya tersebut siap dilibatkan dalam audiensi bersama Kapolresta.

Advertisement

Sardi mengatakan teror misterius itu perlu segera diungkap karena kian meresahkan. “Tiga hari yang lalu ada orang menaiki mobil yang memberi bungkusan pada penarik becak. Setelah dimakan, mereka malah mencret dan mual-mual,” keluhnya.

Pengamat perkotaan, Yunanto Sutyastomo, menilai teror pada tukang becak merupakan fenomena sosial baru di Kota Solo. Dia mengatakan teror model tersebut jarang ditemui bahkan di kota yang masih banyak penarik becaknya seperti Jogja. “Ini menjadi tugas aparat untuk mengungkap motif di balik aksi tersebut,” ujar lelaki yang akrab disapa Antok itu.

Antok mengatakan mayoritas penarik becak di Solo didominasi warga luar kota seperti Sragen, Sukoharjo, hingga Purwodadi. Namun ia belum dapat menyimpulkan apakah teror bermula dari sentimen kewilayahan. Antok juga belum memiliki dasar kuat untuk menyimpulkan teror disebabkan persaingan usaha. Sempat beredar isu teror berawal dari persaingan moda becak dan taksi.

Advertisement

“Kalau persaingan usaha saya pikir kecil kemungkinan. Apalagi info terakhir orang yang meneror naik mobil. Bisa jadi peneror berasal dari strata sosial yang berbeda. Mereka ingin menunjukkan superioritas pada rakyat kecil seperti tukang becak,” tuturnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif