Sport
Kamis, 28 Mei 2015 - 05:25 WIB

SKANDAL SEPAK BOLA : FIFA Diguncang Korupsi

Redaksi Solopos.com  /  Mulyanto Utomo  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Skandal sepak bola melanda organisasi terbesar yang memayungi olahraga paling populer di dunia, FIFA.

Solopos.com, ZURICH— Jagat sepak bola dunia dilanda prahara. Hal itu menyusul penangkapan disertai penahanan sejumlah pejabat terkemuka badan sepak bola dunia (FIFA), Rabu (27/5/2015).

Advertisement

Merujuk apa yang diungkapkan Reuters, setidaknya tujuh pejabat tinggi FIFA ditangkap kepolisian Swiss terkait skandal suap, korupsi, pemerasan, dan pencucian uang. Salah satu yang diamankan tak lain adalah wakil presiden sekaligus anggota komite eksekutif FIFA, Jeffrey Webb. Webb selama ini juga dikenal sebagai presiden asosiasi sepak bola Amerika Utara, Amerika Tengah, dan Karibia atau Concacaf.

Namun, tindakan penangkapan itu tak menyertakan Presiden FIFA, Sepp Blatter. Blatter sudah mengetahui kejadian itu namun dilaporkan tetap tenang.

Advertisement

Namun, tindakan penangkapan itu tak menyertakan Presiden FIFA, Sepp Blatter. Blatter sudah mengetahui kejadian itu namun dilaporkan tetap tenang.

Selain Webb, polisi Swiss di antaranya menangkap mantan wakil presiden FIFA yang juga anggota komite eksekutif, Jack Warner; wakil presiden dan komite eksekutif, Eugenio Figueredo; serta anggota komite eksekutif sekaligus presiden asosiasi sepak bola Kosta Rika, Eduardo Li.

Nama lain adalah Julio Rocha (development officer FIFA); Costas Takkas (atase presiden Concacaf); Rafael Esquivel (anggota komite eksekutif Conmebol dan presiden federasi sepak bola Venezuela); Jose Maria Marin (anggota komite organisasi FIFA untuk turnamen sepak bola Olimpiade); dan Nicolas Leoz (mantan anggota komite eksekutif FIFA).

Advertisement

Di Negeri Paman Sam, pengungkapan kasus itu turut melibatkan biro investigasi federal (FBI). Direktur FBI, James Comey, mengungkapkan mereka yang ditangkap akan diadili dengan tuduhan melakukan korupsi hingga 150 juta dolar Amerika Serikat atau mencapai Rp1,98 triliun.

Aparat berwenang AS menyebutkan setidaknya terdapat 14 orang yang menjadi sasaran penyelidikan. Sembilan dari mereka memiliki kaitan dengan FIFA dan lima sisanya diketahui sebagai eksekutif media olahraga dan promosi.

“Seperti yang tercantum dalam dakwaan, mereka menyuburkan budaya korupsi dan ketamakan hingga bahkan menciptakan lapangan bermain yang tidak rata untuk olahraga yang paling populer di dunia ini [sepak bola],” ujar James, Rabu.

Advertisement

Sementara itu, penyataan FIFA menyebut insiden tersebut sebagai momen menyulitkan. Namun, inseiden tersebut dilaporkan tak akan mengubah niat Sepp Blatter mencalonkan diri dalam pemilihan presiden FIFA mendatang. Kasus yang sama disebutkan tak memengaruhi pelaksanaan Piala Dunia 2018 yang akan digelar di Rusia.

Lain halnya dengan penantang Blatter dalam perebutan kursi presiden FIFA, Pangeran Ali bin Al-Hussein, yang menyebut penangkapan sejumlah pejabat badan sepak bola dunia itu sebagai hari kesedihan. Ia juga mengatakan saat ini menjadi momen tepat mengakhiri krisis yang dialami FIFA.

“Kita tak bisa membiarkan krisis di dalam tubuh FIFA terus berlanjut. FIFA membutuhkan kepemimpinan untuk mengarahkan dan melindungi asosiasi sepak bola nasional kita,” kata Pangeran Ali dilansir BBC.

Advertisement

Penangkapan sejumlah pejabat tinggi FIFA juga memicu reaksi dari Tanah Air. Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrawi, meminta publik tak lagi mengkhawatirkan sanksi FIFA terkait kisruh persepakbolaan di Indonesia. Nahrawi menegaskan apa yang melanda FIFA membuktikan ada masalah besar pada lembaga sepak bola dunia itu.

“Publik dikejutkan dengan adanya penangkapan elite FIFA oleh pihak keamanan di Zurich. Itu artinya ada masalah yang amat besar dan sangat serius. Oleh karenanya masyakarat Indonesia tidak boleh takut, tidak boleh gentar,” ungkap Imam, dilansir Detik, Rabu.

Dalam pernyataan berbeda, induk sepak bola di Indonesia (PSSI), turut merespons apa yang menimpa FIFA. Wakil Ketua Umum PSSI, Erwin D Budiawan, bahkan mendukung setiap langkah apa pun untuk memberantas pelanggaran kode etik FIFA.

“Sudah mendengar (soal penangkapan pejabat FIFA). Tentu saja PSSI sebagai anggota mendukung pemberantasan pelanggaran yang termasuk dalam kode etik FIFA,” ucap Erwin. (Triyono/JIBI/Solopos)

Sebuah karikatur yang menggambarkan tentang skandal korupsi FIFA di The Guardian. Ist/guardian.co.uk

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif