Jogja
Kamis, 28 Mei 2015 - 12:20 WIB

KENAKALAN REMAJA : Begini Kronologi Geng Motor Rampas Motor

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Seorang pelajar anggota geng motor tertunduk saat ditahan di Polresta Pekanbaru, Selasa (14/5/2013). Maraknya geng motor di Pekanbaru dicurigai krimonolog melibatkan organisasi politik atau parpol. (JIBI/SOLOPOS/Antara)

Kenakalan remaja yang berakhir pada perampasan motor bermula dari aksi pelaku yang memprovokasi.

Harianjogja.com, BANTUL– Panitreskrim Polsek Imogiri Aiptu Purwanto menjelaskan peristiwa terjadi
pada Selasa (26/5), sekitar pukul 19.00 WIB. Korban bernama Herfian Cahyo, siswa SMP Negeri 2 Bantul dan kerugian berupa motor Yamaha Mio J dengan nopol AB 3152 RJ.

Advertisement

Dikatakan Purwanto, berdasarkan penuturan korban, antara rombongan siswa SMP N 2 Bantul dan kelompok geng motor itu tak saling kenal. Pertemuan kedua kelompok itu awalnya terjadi di sekitar Tempat Pemungutan Retribusi (TPR) Pantai Baron, Gunungkidul. Ketika itu, kelompok geng motor yang anggotanya mengendarai motor trail KLX dan beberapa motor Honda Vario itu sempat memprovokasi rombongan korban dengan cara menggeber mesin motornya. Tapi, rombongan korban ternyata sama sekali tak menggubrisnya.

Bahkan, ketika korban dan beberapa kawannya memutuskan berhenti sejenak menemani kawannya yang tengah memperbaiki motor, kelompok geng motor itu kembali melancarkan provokasi.

“Tapi korban dan kawan-kawannya memilih untuk diam. Tak disangka ternyata kelompok [geng motor]
itu pun mencegat mereka di sekitar SMP N 2 Imogiri,” ucapnya.

Advertisement

Hal itu lantas dibenarkan oleh Sutiyono, salah satu warga Desa Sriharjo. Diakuinya, saat kejadian, warga memang tak begitu menggubris. Menurutnya, warga hanya menganggap kejadian itu adalahpertengkaran biasa.

“Karena jumlahnya memang tak banyak. Intinya tak begitu heboh saat itu,” akunya.

Saat mendengar ada teriakan ‘maling’, barulah warga pun bergerak. Tapi sayangnya, beberapa warga yang mengejar, kehilangan jejak.

Advertisement

Terpisah, Kapolsek Imogiri Kompol Imam Santoso mengakui bahwa peristiwa kekerasan yang melibatkan geng motor baru kali ini terjadi di Imogiri. Diakuinya, jalur Imogiri-Siluk itu sejatinya bukan termasuk titik rawan tindak kriminal kekerasan, baik tawuran maupun pencurian dengan kekerasan
(curas).

“Kalau titik rawan lakalantas [kecelakaan lalu lintas] memang iya,” akunya.

Itulah sebabnya, pihaknya hingga kini terus berupaya melakukan pelidikan dan pelacakan identitas geng motor yang bikin onar di wilayahnya tersebut. Menurutnya, jika hal ini dibiarkan, nantinya akan membuat warga was-was.

“Apalagi di daerah sini banyak komunitas motor yang sering nongkrong. Tapi mereka komunitas yang baik. Bukan geng motor yang liar,” tegasnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif