Soloraya
Kamis, 28 Mei 2015 - 01:10 WIB

KEKERINGAN WONOGIRI : Rawan Kekeringan Bertambah 1 Kecamatan

Redaksi Solopos.com  /  Septina Arifiani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi kekeringan Wonogiri (JIBI/Solopos/Dok)

Kekeringan Wonogiri mengancam delapan kecamatan.

Solopos.com, WONOGIRI — Daerah rawan kekeringan di Wonogiri bertambah satu kecamatan. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Wonogiri tahun ini memasukkan Selogiri dalam daftar daerah rawan kekeringan.

Advertisement

Dengan demikian, tahun ini ada delapan kecamatan yang rawan kekeringan. Delapan kecamatan itu yakni Giritontro, Pracimantoro, Paranggupito, Manyaran, Eromoko, Nguntoronadi, Giriwoyo, dan Selogiri. Total ada 38 desa di delapan kecamatan itu yang rawan kekeringan.

Kepala Pelaksana Harian BPBD Wonogiri, Bambang Haryanto, mengatakan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Provinsi Jateng memprediksi musim kemarau di Wonogiri dimulai awal Juni 2015.

Advertisement

Kepala Pelaksana Harian BPBD Wonogiri, Bambang Haryanto, mengatakan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Provinsi Jateng memprediksi musim kemarau di Wonogiri dimulai awal Juni 2015.

Informasi itu diperoleh Bambang saat mengikuti rapat koordinasi (rakor) penanganan bencana kekeringan di Kantor BPBD Provinsi Jateng di Semarang, Senin (25/5/2015).

“Akhir Mei, di Kecamatan Wonogiri diprediksi masih turun hujan dengan intensitas ringan. Sementara Wonogiri bagian selatan sudah tidak turun hujan,” ujar Bambang saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Rabu (27/5/2015).

Advertisement

“Kecamatan Selogiri tahun lalu tidak masuk daerah rawan kekeringan. Namun, tahun ini masuk sehingga data kekeringan tahun ini bertambah. Jumlah desa rawan kekeringan masih sama dengan tahun lalu,” kata dia.

Pracimantoro menjadi kecamatan dengan jumlah desa/kelurahan rawan kekeringan paling banyak di Wonogiri. Total ada sembilan desa/kelurahan di Pracimantoro yang rawan kekeringan. Salah satunya yakni Desa Gambirmanis bahkan sudah mulai kesulitan air bersih.

“Air di tujuh telaga di Desa Gambirmanis semuanya sudah mulai surut. Warga yang mampu bahkan sudah membeli air bersih. Sementara warga kurang mampu masih mengandalkan air dari telaga yang masih,” kata dia.

Advertisement

Menurut Bambang, BPBD tahun ini menganggarkan dana sekitar Rp160 juta untuk pengiriman bantuan air bersih ke daerah rawan kekeringan. Dia juga mengatakan antisipasi musim kemarau tidak hanya soal kekeringan tetapi juga kebakaran, ketahanan pangan, dan kesehatan.

Camat Pracimantoro, Warsito, mengaku dari tujuh telaga di Desa Gambirmanis hanya ada satu telaga yang masih menyimpan banyak air yakni telaga di Dusun Balakan. Enam telaga lainnya diprediksi hanya cukup untuk 30 hari sampai 45 hari ke depan.

“Kami sudah melaporkan daerah rawan bencana ke BPBD. Desa Petisari dan Desa Joho menjadi daerah rawan kekeringan terparah di Pracimantoro selain Desa Gambirmanis,” kata dia.

Advertisement

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif