News
Rabu, 27 Mei 2015 - 02:30 WIB

TRANSFORMASI BPD : Diminta Suntik BPD Jateng, Ganjar Pesimistis

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi menghitung uang tunai rupiah (Rahmatullah/JIBI/Bisnis)

Transformasi BPD menjadi bank yang kuat dinilai tidak berhasil jika hanya mengandalkan suntikan dana pemerintah.

Solopos.com, JAKARTA — Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo pesimistis jika bank pembangunan daerah (BPD), termasuk BPD Jateng, mampu tumbuh jika hanya disuntik modal pemerintah daerah. Perlu ada terobosan seperti Initial Public Offerinng (IPO), obligasi, atau strategic partner.

Advertisement

Menurut Ganjar Pranowo, kekuatan penyertaan modal pemerintah daerah hanya kisaran Rp13 miliar–Rp25 miliar. Padahal BPD jika ingin bersaing dengan perbankan nasional perlu suntikan antara Rp1-3 trilun supaya bisa masuk kategori buku III atau buku IV.

“Kalau intervensi pemerintah enggak akan kuat, Mas. Sekuat-kuatnya pemerintah, dari cadangan duit daerah atau negara ya cuma segitu-segitu saja,” ujar Ganjar di Jakarta, Selasa (26/5/2015).

Selain melakukan sinergi, Presiden Jokowi mengharapkan BPD juga memperbaiki kinerja dengan cara menekan angka kredit bermasalah atau non performing loan yang saat ini 4% menjadi 1%. Target itu bisa dicapai apabila bank daerah manajemennya bagus.

Advertisement

“Mestinya BPD, [kalau] rata-rata NPL bank nasional 2%, BPD 1%, kan mengelola lebih kecil masa NPL-nya lebih besar, kan jangkauan pengawasan lebih mudah kalau manajemennya bener,” kata Presiden Jokowi.

Adapun pertumbuhan aset BPD seluruh Indonesia Per Maret 2015, aset BPD telah mencapai Rp498,951 atau meningkat sebesar 22,39% dibandingkan posisi Maret 2015 Rp407,669 triliun. Hal itu menempatkan BPD di urutan keempat dalam perbankan nasional setelah BRI, Mandiri, dan BCA.

Kinerja kredit juga menunjukkan pertumbuhan yang cukup baik. Pada Maret 2015 posisi kredit BPD mencapai Rp304,492 triliun atau meningkat 13,02% dibandingkan posisi Maret 2014 Rp269,419 triliun.

Advertisement

Presiden Jokowi mengharapkan BPD bersinergi untuk meningkatkan daya saing di sektor pembiayaan infrastruktur. Dalam pidato peresmian Program Transformasi BPD, Presiden Jokowi menjelaskan pembangunan infrastruktur berbagai daerah sudah bergulir. Sayangnya, BPD belum dapat berperan banyak di dalamnya karena nilai proyeknya sangat besar.

“Kita ingin BPD kita besar, kita ingin BPD kita kuat, kita ingin BPD kita lincah menangkap peluang. Jangan peluang bersliweran depan mata tidak bisa diambil oleh BPD karena permodalannya kurang kuat,” katanya di Istana Negara, Selasa (26/5/2015).

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif