News
Rabu, 27 Mei 2015 - 05:40 WIB

RAPBN 2016 : DPR Berharap Pemerintah Perluas Penerimaan Pajak

Redaksi Solopos.com  /  Evi Handayani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Suasana Rapat Paripurna ke-30, Selasa (26/5/2015). (Twitter.com/@DPR_RI)

RAPBN 2016 didiskusikan bersama oleh sejumlah fraksi di DPR, Selasa (26/5/2016).

Solopos.com, JAKARTA — Selaku perwakilan fraksi dari Partai Demokrat di DPR RI, Rinto Subekti, menyampaikan sejumlah pandangan fraksinya soal  pokok-pokok kerangka ekonomi Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2016, Selasa (26/5/2015), di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat.

Advertisement

Dalam kesempatan Rapat Paripurna ini, Rinto mengimbau agar Pemerintah RI meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi nasional. Beberapa cara pun diutarakan Rinto, antara lain dengan membuka lapangan pekerjaan lebih banyak dan memperluas basis penerimaan pajak untuk meningkatkan pendapatan negara.

“Pemerintah harus menjaga stabilitas ekonomi dan politik agar target pertumbuhan ekonomi bisa tercapai,” ujar Rinto Subekti sebagaimana dikutip akun @DPR_RI.

Advertisement

“Pemerintah harus menjaga stabilitas ekonomi dan politik agar target pertumbuhan ekonomi bisa tercapai,” ujar Rinto Subekti sebagaimana dikutip akun @DPR_RI.

“Pemerintah harus serius menangani masalah kemiskinan dan membuka lapangan pekerjaan secara luas,” kata Rinto.

“Pemerintah harus memperluas basis penerimaan pajak agar dapat meningkatkan pendapatan negara,” tandas Rinto.

Advertisement

Terkait dengan itu, Willgo mengaku akan mencermati postur APBN yang akan mencerminkan pemenuhan janji-janji pemerintah Jokowi, antara lain, program Nawa Cita, Trisakti, Reformasi Mental dan lainnya.

“Jadi RAPBN 2016 murni berisi cita-cita pemerintah saat ini yang berbeda dengan APBN 2015. Semua prioritas pembangunan visi misi bisa dimasukkan dalam RAPBN tahun depan,” tegas Willgo saat Rapat Paripurna di Gedung DPR, Jakarta, sebagaimana dilansir Liputan6, Selasa.

“Kita semua berharap Presiden dan kabinetnya komitmen menjalankan Undang-undang (UU) APBN yang menjadi ketetapan konstitusi,” ujar Willgo.

Advertisement

“Fraksi kami berpendapat proyeksi pertumbuhan dan inflasi pada tahun depan terlalu optimistis mengingat realisasi pertumbuhan ekonomi sekarang ini 4,7%. Jadi menurut kami yang realistis pertumbuhan ekonomi 2016 sebesar 5,5%,” tegas Willgo.

Willgo menyoroti asumsi makro dalam RAPBN 2016 yang dipatok pemerintah, antara lain, pertumbuhan ekonomi 5,8%-6,2%, inflasi 4 plus minus 1 persen, SPN 3 Bulan sebesar 4 persen sampai 6%.

Selain itu ada kurs rupiah berkisar Rp 12.800 sampai Rp 13.200 per dolar AS, harga minyak mentah Indonesia (ICP) US$ 60  sampai US$ 80 per barel, lifting minyak 830 ribu-850 ribu barel per hari dan lifting gas 1.100 sampai 1.200 ribu barel setara minyak per hari. Menurut Willgo, kondisi  tersebut akan diiringi perbaikan ekonomi Tiongkok dan Amerika Serikat.

Advertisement

“Tingkat konsumsi juga lesu karena depresiasi kurs yang memicu lonjakan harga barang,” cetus Willgo.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif