Jogja
Selasa, 26 Mei 2015 - 16:20 WIB

PILKADA BANTUL : Incumbent Sasar Guru Honorer

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi Pilkada (JIBI/Bisnis Indonesia/Rahmatullah)

Pilkada Bantul untuk incumbent menyasar guru honorer.

Harianjogja.com, BANTUL- Kampanye jelang pemilihan kepala daerah (Pilkada) di Kabupaten Bantul kian masif. Calon incumbent dilaporkan mengajak para guru honorer agar mendukungnya saat pemilihan.

Advertisement

Masifnya kampanye jelang Pilkada itu diungkapkan Ketua Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Kabupaten Bantul Supardi. Ia mengklaim menerima laporan ihwal aktifitas kampanye politik oleh Bupati Bantul Sri Surya Widati, yang saat ini tengah menjalani seleksi calon bupati (cabup) oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).

Salah seorang guru honorer di Bantul kata dia melaporkan, Ida sapaan akrab Sri Surya Widati meminta dukungan kepada para guru honorer agar memilih dia saat Pilkada. Calon incumbent itu menjanjikan akan menaikan lagi besaran tunjangan penghasilan bagi guru honorer bila ia terpilih lagi sebagai bupati.

“Kalau sebelum-sebelumnya yang menyampaikan dukungan orang lain, tapi yang ini katanya disampaikan sendiri oleh bupati. Mereka dijanjikan akan dinaikan tunjangannya kalau ia terpilih lagi,” ungkap Supardi, Senin (25/5/2015).

Advertisement

Hal itu disampaikan Ida saat menghadiri acara pembagian tunjangan penghasilan atau insentif bagi guru honorer. “Saya dilapori info itu minggu lalu, tapi pertemuan itu kapan saya lupa bertanya,” lanjutnya.

Menurut Supardi, aktifitas kampanye politik itu memang tidak melanggar aturan kampanye karena saat ini belum masuk masa kampanye serta belum ada pendaftaran resmi calon bupati. Namun secara etika menurutnya tidak baik. “Secara etika jelas tidak baik karena ini belum masa kampanye, apalagi membonceng agenda pemerintah,” lanjut dia.

Sri Surya Widati sebelumnya pernah dimintai konfirmasi ihwal aktifitas politiknya yang disebut kerap membonceng agenda pemerintah. Namun kepada media, Ida membantah hal itu. “Ya tidaklah [mendompleng agenda pemerintah], itu memang program Pemda. Dilaksanakan sebelum saya selesai,” dalih Ida.

Advertisement

Pengurus Forum Guru Honorer Bantul, Sudarman mengklaim, tidak tahu menahu ihwal kampanye politik pada pertemuan guru honorer tersebut. Ia hanya tahu pertemuan itu digelar di gedung pertemuan, komplek perkantoran di daerah Manding, Bantul.

“Karena yang hadir saat Bu Ida datang, hanya guru honorer SD dan SMP. Sedangkan saya guru honorer SMA jadi tidak hadir,” ungkap dia. Sementara saat pertemuan anggota forum, persoalan itu menurutnya tidak disampaikan oleh anggota.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif