Pendaki jatuh ke kawah Merapi, Eri Yunanto berhasil diangkat Tim SAR gabungan.
Solopos.com, BOYOLALI — Hingga H+5 pascaevakuasi korban pendaki jatuh ke kawah Gunung Merapi, Eri Yunanto, 21, belum ada kepastian terkait pembukaan kembali jalur pendakian ke Gunung Merapi.
Sementara itu, Barameru Merapi berencana membuat prasasti memoriam Eri Yunanto di sekitar puncak Gunung Merapi. Koordinator SAR Barameru Merapi, Samsuri, menjelaskan qacana ini muncul dari keluarga korban yang berkeinginan mengajak tim Barameru naik ke Gunung Merapi untuk keperluan nyekar dan membuat patung memoriam.
“Keluarga sempat menyampaikan keinginannya untuk mengajak kami ke lokasi kejadian. Selain untuk nyekar, juga ingin membuat prasasti memoriam di dekat puncak,” kata Samsuri.
Kalaupun nantinya keluarga batal membuat memoriam di puncak, Barameru tetap akan membuat prasasti tragedi 16 Mei tersebut.
“Tetap akan kami buat. Untuk peringatan juga bagi pendaki yang lain. Peringatan bahwa naik sampai puncak itu sangat berbahaya dan pernah ada korban jatuh ke kawah karena nekat mendaki ke puncak,” tutur dia.
Seperti diketahui, selama ini aparat dan pemangku Gunung Merapi menyarankan pendaki untuk naik hanya sampai Pasar Bubrah. Namun, kenyataannya banyak pendaki yang nekat. “Ke depan peringatan akan dibuat lebih keras lagi.”
Koordinasi Basarnas
Kapolsek Selo, AKP Yadiyo, menjelaskan akhir pekan ini wilayah Selo sangat sepi dari pendaki. Biasanya, setiap hari Jumat, Sabtu, dan Minggu wilayah Selo dipadati para pendaki baik yang ingin naik ke Merapi maupun Merbabu. “Merapi saat ini masih nihil. Tidak pendaki yang berencana naik, toh juga masih ditutup,” jelas dia.
Kecelakaan yang dialami mahasiswa Universitas Atmajaya Yogyakarta di Gunung Merapi dinilai berdampak pula pada jumlah pendaki ke Gunung Merbabu.
“Akhir pekan ini pendakian ke Gunung Merbabu juga sepi. Jumlahnya turun drastis dari jumlah pendaki pada akhir pekan biasanya yang bisa mencapai 1.000 hingga 1.500 orang.”