Kolom
Selasa, 26 Mei 2015 - 06:40 WIB

GAGASAN : Menelisik Muslihat Beras Plastik

Redaksi Solopos.com  /  Evi Handayani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Flo. Kus Sapto W. (Dok/JIBI/Solopos)

Gagasan Solopos, Sabtu (23/5/2015), ditulis Flo. Kus Sapto W. Penulis adalah praktisi pemasaran pengekspor beras ke Timur Tengah pada 2009.

Solopos.com, SOLO — Terlepas dari kekhawatiran yang merebak, beras plastik sebetulnya sebuah terobosan inovatif. Prinsip inovatif hanya didasarkan pada kreasi mengganti, mengubah, atau mencampur bahan baku, konstruksi, bentuk, warna, fungsi, dan aksesori dari benda yang sudah ada.

Advertisement

Dalam kasus beras plastik agaknya inovasi adalah mengganti bahan baku. Kemungkinan juga dikombinasikan dengan bahan lain. Sampai saat ini sampel beras plastik masih diteliti oleh BPOM. Jika hasilnya terbukti positif berasal dari plastik, ini merupakan inovasi yang sadis.

Bandingkan dengan beras modified cassava flavour (mocaf). Mocaf berbahan dasar ketela (Manihot esculenta crantz) ditemukan pada 2005 oleh Dr. Ahmad Subagio, dosen di Universitas Negeri Jember (www.tepungmocaf.com).

Advertisement

Bandingkan dengan beras modified cassava flavour (mocaf). Mocaf berbahan dasar ketela (Manihot esculenta crantz) ditemukan pada 2005 oleh Dr. Ahmad Subagio, dosen di Universitas Negeri Jember (www.tepungmocaf.com).

Perbedaan utama tepung mocaf dengan tepung lain adalah kadar viskositas atau kekentalannya. Tingkat kekentalan yang rendah menyebabkan tepung mocaf tidak lengket ketika dicampur dengan air. Kelebihan inilah yang mendorong inovasi baru pembuatan granul atau butiran beras dari mocaf. Produk inovatif ini belum populer untuk dijadikan pengganti beras. Hasil inovasi ini tidak terdengar ketika publik merasakan kenaikan harga beras awal tahun ini.

Beras plastik tetap memunculkan pertanyaan besar karena berdasarkan teori supply and demand tidak masuk akal. Sekalipun ada gejolak peningkatan permintaan, perilaku pembelian hanya bisa diarahkan ke produk subsitusi yang lebih murah, bukan dengan produk palsu.

Advertisement

Beras plastik muncul pada saat yang hampir bersamaan dengan ketegasan pemerintah tidak akan mengimpor beras. Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan menjamin stok beras nasional menjelang Ramadan dan Lebaran 2015 aman. Beras untuk rakyat miskin (raskin) juga aman sampai September.

Terdapat beberapa keanehan data produksi dan tingkat konsumsi nasional. Jika mengacu data BPS,  sampai Maret 2015 produksi beras nasional semestinya sudah mencapai 41 juta ton. Konsumsi nasional per tahun hanya 29 juta ton.

Kebutuhan itu didasarkan konsumsi per kapita per tahun 113 kg-130 kg. Sama sekali tidak akan ada gejolak pasar, baik dalam mengantisipasi peningkatan konsumsi maupun kekurangan produksi. Musim tanam padi memang mundur akibat hujan yang datang terlambat. Siklus tanam dan panen tertunda 1,5 bulan.

Advertisement

Itu menyebabkan terjadi kekosongan stok. Badan Urusan Logistik (Bulog) pada Desember 2014–Januari 2015 hanya mampu menyalurkan beras miskin 71.000 ton. Biasanya harus menyediakan 232.000 ton per bulan. Kekurangan pasokan beras terjadi November–Desember 2014 sampai Januari 2015.

Kekosongan itu disebabkan penarikan stok lebih awal pada Februari–Maret 2014. Bulog mengalami kekosongan persediaan 462.000 ton. Kekosongan stok merupakan kondisi yang bisa dimanipulasi. Para pedagang besar yang memiliki kendali stok bisa sangat berperan, misalnya menahan pengeluaran stok ke pasar.

Kondisi pasar yang dimanipulasi akan mendatangkan keuntungan ganda bagi para pemainnya. Harga yang terdongkrak naik memungkinkan pedagang besar melepaskan stok dan mendapatkan laba tinggi. Para pedangang besar tersebut akan mendapatkan pasokan beras impor dengan harga murah. [Baca selanjutnya: Konsep Taktis]

Advertisement

 

Konsep Taktis
Terkait dengan kekacauan pasar beras, baik karena hasil manipulasi distribusi maupun yang memang terjadi karena faktor alamiah, beberapa pemikir ekonomi sosial/politik pernah mengajukan konsep taktis bagi keseimbangan pasokan dan kebutuhan pangan. Konkretnya adalah kebijakan buffer stocks.

Inspirasi metode buffer stocks berasal dari Nabi Yusuf. Nabi Yusuf awalnya hanya menerjemahkan mimpi Firaun. Belakangan ia diminta memberikan ide solutif. Firaun bermimpi melihat tujuh ekor lembu yang gemuk keluar dari sungai Nil kemudian muncul tujuh ekor lembu yang kurus-kurus. Tujuh ekor lembu gemuk itu memakan lembu kurus.

Firaun bermimpi lagi melihat tujuh bulir gandum bernas dan baik dan tujuh bulir gandum yang kurus dan layu diterpa angin. Yusuf mengartikan kedua mimpi itu sebagai pesan dari Allah SWT.  Firaun diberi penglihatan akan terjadi tujuh tahun berkelimpahan panen gandum dan tujuh tahun paceklik.

Yusuf mengusulkan mengelola kelimpahan produksi untuk mengantisipasi masa krisis. Firaun menunjuk Yusuf sebagai penguasa pengelolaan kelimpahan panen. Kejadian tujuh tahun surplus dan tujuh tahun paceklik sungguh terjadi. Pengelolaan cadangan pangan yang diusulkan Yusuf terbukti menyelamatkan bangsa Mesir.

Cadangan yang dikelola untuk mengantisipasi paceklik—buffer stocks—prinsip kerjanya sama dengan tindakan Yusuf. Mekanismenya dengan intervensi pemerintah dalam pembelian dan penjualan bahan pangan. Salah satu dasar penerapan buffer stocks adalah ketidakstabilan harga bahan pangan (www.economichelps.org).

Ketidakstabilan dimungkinkan oleh jumlah panen yang bervariasi tergantung musim sementara permintaan cenderung terukur (inelastic). Jumlah pasokan dalam jangka pendek relatif tetap. Kebijakan buffer stock akan menghindarkan ketidakstabilan harga, memastikan ketersediaan pasokan, dan mencegah kejatuhan harga pangan.

Negara yang mengawali kebijakan buffer stocks adalah Amerika Serikat. Gagasan awalnya dicetuskan Menteri Pertanian Henry A. Wallace pada 1926. Selanjutnya Benjamin Graham menulis buku berjudul Storage & Stability (1937). Di Indonesia buffer stocks diimplementasikan dalam wujud Bulog yang didirikan pada 1967. Bulog belum bisa berfungsi maksimal.

Celah itu sedang dimanfaatkan spekulan dengan memasukkan beras plastik ke pasar. Tujuannya untuk market test. Jika tidak ada resistensi, beras plastik akan terus diproduksi. Jika resisten, setidaknya sudah terjadi gejolak di pasar. Semoga beras plastik tidak dijadikan alasan untuk merekayasa impor beras.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif