News
Selasa, 26 Mei 2015 - 22:55 WIB

BERAS PLASTIK : Staf Kepresidenan: Video Youtube Bukan Pembuatan Beras Tapi Biji Plastik

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Beras plastik yang beredar di jejaring sosial (Okezone)

Beras plastik meresahkan masyarakat. Belakangan ada uji hasil laboratorium yang berbeda mengenai beras plastik itu.

Solopos.com, JAKARTA — Situs jejaring berbagi video Youtube belakangan diriuhkan oleh kehadiran video yang oleh beberapa netizen dianggap sebagai pembuatan beras plastik. Belakangan beredar kabar video Youtube mengenai pembuatan beras plastik hoax atau kabar bohong.

Advertisement

Teten Masduki, staf Khusus Tim Komunikasi Presiden menyebutkan video pembuatan beras sintetis yang beredar di media sosial adalah proses pembuatan biji plastik di China. Bentuk biji plastik yang kecil, membuat masyarakat berpersepsi biji plastik itu adalah beras.

Pada bagian lain, pemerintah akan memanggil PT Sucofindo (Persero) untuk menjelaskan perbedaan hasil uji laboratorium terhadap beras yang diduga mengandung plastik yang dilakukannya dengan hasil dari laboratorium lain.

Dia mengatakan Sucofindo harus mengumumkan penyebab hasil uji laboratorium yang berbeda dengan yang dilakukan empat laboratorium lainnya. Pasalnya, penelitian tersebut dilakukan kepada sampel dan menggunakan metode yang sama.

Advertisement

“Kalau memang berdasarkan pertemuan para peneliti ada kesalahan yang dilakukan Sucofindo, maka Sucofindo harus mengumumkan kepada publik bahwa itu ada kekeliruan,” katanya di Jakarta, Selasa (26/5/2015).

Teten menuturkan Kapolri nantinya akan mengoordinasikan lembaga-lembaga laboratorium untuk menyelesaikan perbedaan hasil uji laboratorium tersbeut. Pemerintah sendiri menjamin tidak ada beras sintetis yang beredar di pasar dalam negeri.

Menurutnya, persoalan beras sintetis tersebut juga tidak terkait dengan rencana pemerintah untuk mengimpor beras apabila diperlukan. Pasalnya, Kementerian Perdagangan telah menyampaikan kepada Presiden akan memasukkan beras dari negara lain, jika cadangan beras dan hasil panen raya tidak mencukupi kebutuhan dalam negeri.

Advertisement

“Kalau memang cadangan nasional dan panen raya tidak cukup, dan diperlukan impor, nanti akan impor,” ujarnya.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif