Jatim
Senin, 25 Mei 2015 - 17:05 WIB

PERNIKAHAN MANUSIA DENGAN PERI : Peri Setyowati Kini Mengandung Bayi Kembar Dampit dari Mbah Kodok

Redaksi Solopos.com  /  Aries Susanto  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Mbah Kodok Ibnu Sukodok saat melangsungkan pernikahannya dengan Peri Setyowati. (Istimewa)

Pernikahan manusia dengan peri di Alas Ketonggo, Ngawi, Jatim beberapa waktu lalu kini memasuki babak baru. Keluarga baru itu rupanya telah dikarunia putra kembar dampit, alias lelaki-perempuan sekaligus.

Madiunpos.com, NGAWI – Masih ingatkah kisah Mbah Kodok, manusia yang menikahi Peri Setyowati di Desa Sekaralas, Kecamatan Widodaren, Ngawi Oktober 2014 lalu? Pernikahan yang menghebohkan itu rupanya masih memiliki kisah panjang.

Advertisement

Bramantyo Prijosusilo, seniman sang pemilik acara pernikahan manusia-peri itu menjelaskan, hasil pernikahan Mbah Kodok dan Peri Setyowati rupanya mendapatkan berkah. Sang istri, Peri Setyowati kini telah mengandung bayi kembar dampit alias bayi laki-perempuan sekaligus dari pernikahnnya dengan Mbah Kodok.

Untuk menyogsong kedua buah hati kembang dampit itulah, kata Bram, Peri Setywosati meminta agar rumahnya di Sendhang Margo dan Sendhang Ngiyom di Alas Desa Begal, Kecamatan Kedunggalar, Ngawi diperbaiki. Kedua sendhang itu memang kediaman Peri sebelum ia hijrah ke Alas Ketonggo bersama suaminya, Mbah Kodok.

“Permintaan itu juga merupakan janji Mbah Kodok ketika akan menikahi Peri Setyowati dulu,” jelas Bramantyo kepada Madiun Pos, Senin (25/5/2015) melalui siaran persnya.

Advertisement

Bram menjelaskan, janji yang terucap dari Mbak Kodok kepada Peri Setyowati adalah bentuk kecintaanya kepada istrinya itu. Ia bahkan mau menikahi Peri Setyowati lantaran ingin menolong mahluk gaib itu yang rumahnya telah poranda dihancurkan manusia pascareformasi.

“Undang -undang (UU) No 41/2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan memberi tuntunan mengenai daerah penyangga mata air yang harus dikonservasi. Maka, UU itu pun menjadi dasar hukum pembangunan rumah Setyowati, berupa hutan konservasi di daerah penyangga mata airnya,” jelas Bram.

Bram menegaskan, perbaikan rumah Peri Setyowati bakal dilaksanakan selama dua hari berturut, yakni Sabtu-Minggu (6-7/6/2015). Perbaikan rumah itu akan melibatkan masyarakat luas, mulai warga lokal, para pemangku kebijakan dari Perhutani, Dinas Pendidikan, Dinas Pengairan, Dinas Pekerjaan Umum (DPU) dan lain-lain. Tentu saja, dari masyarakat umum juga diharapkan bisa hadir dalam acara rehab kediaman manusia-peri itu.

Advertisement

“Acara ini akan kami kemas dalam happening art [seni kejadian] ,” terangnya.

 

 

BACA BERITA LAIN PERNIKAHAN MANUSIA DAN PERI:
Inilah Prosesi Selamatan Bayi Kembar Dampit Anak Peri Ngawi
Inilah Pesan di Balik Prosesi Selamatan Bayi Peri-Manusia Asal Ngawi
Peri, Makhluk Gaib Seperti Apakah Itu?

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif