Jatim
Senin, 25 Mei 2015 - 19:05 WIB

PERNIKAHAN MANUSIA DENGAN PERI : Inilah Prosesi Selamatan Bayi Kembar Dampit Anak Peri Ngawi

Redaksi Solopos.com  /  Aries Susanto  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sendang yang menjadi kediaman Peri Setyowati telah dipasangi kain mori untuk persiapan membangun rumah peri. (istimewa)

Pernikahan manusia dengan peri Roro Setyowati, si penunggu Sendhang Margo dan Sendhang Ngiyom di Alas Desa Begal memasuki babak baru. Inilah prosesi selamatan menyambut putra pasangan Bagus Kodok Ibnu Sukodok dengan Peri Setyowati itu.

Madiunpos.com, NGAWI – Drama panjang pernikahan Bagus Kodok Ibnu Sukodok, 64, dengan Peri Roro Setyowati masih dinanti-nanti masyarakat luas. Pernikahan paling kontroversial itu kini telah memasuki babak baru. Pasangan manusia dengan peri itu bahkan telah dikarunian dua anak sekaligus; laki-laki perempuan (kembar dampit) yang kini masih dalam kandungan.

Advertisement

Bramantyo Prijosusilo, seniman sang pemilik acara pernikahan manusia-peri itu menjelaskan, awal Juni 2015, tepatnya Sabtu-Minggu (6-7/5/2015) akan menjadi puncak acara menyambut putra kembar peri. Puncak acara itu digelar di kediaman Roro Setyowati, yakni Sendhang Margo dan Sendhang Ngiyom di Alas Desa Begal, Kecamatan Kedunggalar, Ngawi.

“Puncak acara bertema Membangun Rumah Peri Setyowati di Alas Begal,” paparnya kepada Madiun Pos, Senin (25/5/2015) melalui siaran persnya.

Yang menarik, sebelum acara puncak dihelat besar-besaran, Bram bersama rekannya melakukan sejumlah prosesi penyambutan putra Peri Setyowati. Proses itu antara lain menggelar kumbokarnan bersama para pejabat di Ngawi, pemerhati lingkungan hidup, serta masyarakat setempat.

Advertisement

Selain itu, pihaknya bersama masyarakat tepi hutan juga melakukan pemasangan kain mori melingkari kedua sendhang. Harapannya, prosesi itu bisa memberikan kesan mendalam bagi masyarakat luas.

Proses yang panjang itu, kata Bram, dibutuhkan agar karya seni-kejadian ini memiliki dampak nyata, yakni konservasi mata air dan hutan, serta kohesi sosial.

Pada Juni dan Oktober 2015 nanti, tim seni kejadian akan kembali bekerjasama dengan ahli-ahli ekologi, kehutanan, antropologi, pertanian, peternakan, lanskap, serta ahli-ahli budaya dan masyarakat desa-desa tepi hutan yang terdampak, untuk mencapai dua sasaran. Sasaran pertama adalah untuk memiliki peta rinci mengenai lahan konservasi kedua mata-air tersebut, sampai pada lokasi penanaman pohon-pohon konservasi yang telah matang dibahas dan disiapkan: titik mana, ditanami pohon apa, oleh siapa, dengan alasan apa?

Advertisement

 

BACA BERITA LAIN PERNIKAHAN MANUSIA DAN PERI:
Peri Setyowati Kini Mengandung Bayi Kembar Dampit dari Mbah Kodok
Inilah Pesan di Balik Prosesi Selamatan Bayi Peri-Manusia Asal Ngawi
Peri, Makhluk Gaib Seperti Apakah Itu?

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif