News
Senin, 25 Mei 2015 - 19:30 WIB

KECELAKAAN KERETA API KARANGANYAR : Di Balik Tewasnya Riski, Masih SD Naik Motor Lintasi Rel

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi perlintasan rel tak berpalang (Chrisna Chanis Cara/JIBI/Solopos)

Kecelakaan kereta api dengan sebuah motor di perbatasan Karanganyar-Boyolali membuka mata bahaya yang mengancam di perlintasan.

Solopos.com, BOYOLALI — Kecelakaan di rel KA antara Dukuh Sadon, Sawahan, Ngemplak, dan Desa Wonorejo, Gondangrejo, Karanganyar, kembali menunjukkan rawannya jalur rel perlintasan tanpa palang pintu. Apalagi, dua kakak beradik, Riski Muhamad Ari, 12, dan Rasya Danaka, 3, yang menjadi korban, memang belum cukup umur mengendarai sepeda motor.

Advertisement

Warga Dukuh Sadon RT 004/RW 007, Desa Sawahan, Kecamatan Ngemplak, Boyolali, tewas setelah sepeda motor yang mereka tumpangi tersambar kereta api barang, Senin (25/5/2015) pukul 08.30 WIB. Rekan Riski, Nafonda, bercerita, dia, Rasya, dan Rizky bersama-sama berboncengan untuk menyewa playstation di sebuah rental di Dukuh Ngegot, Gondangrejo, Karanganyar.

Sekembalinya dari rental, Rizky menyadari sandal Rasya masih tertinggal di rental tersebut. Tanpa mengajak Nafonda dan tanpa mengenakan helm, Rizky dan Rasya kembali ke rental tersebut. Dalam perjalanan pulang itulah mereka tersambar sebuah kereta barang yang melaju kencang dari utara ke selatan.

Menurut Nafonda, Rizky sudah bisa mengendarai sepeda motor begitu dia menginjak kelas VI SD. Dia mengaku sering diajak berkeliling kampung dengan sepeda motor. Di daerah itu ada banyak anak-anak yang sudah dapat mengendarai sepeda motor.

Advertisement

Namun biasanya, sepeda motor tidak berani dipakai jarak jauh. Saat pertama, dia mengatakan takut berboncengan dengan Rizky. Nafonda menambahkan itu adalah kali pertama Rizky membawa Rasya pergi jauh. Sebelumnya, Rizky tidak pernah mengajak Rasya pergi jauh hingga ke luar desa dengan motor.

Saat itu, akses menuju lintasan rel kereta berpenjaga yang biasa dilewati Rizky sedang ditutup karena di sana sedang ada hajatan. Lintasan selebar 4 meter tersebut memang tak berpalang, namun selalu ada satu orang penjaga di sana. Karena ditutup, Rizky memilih untuk melewati lintasan tak berpalang terdekat lainnya. Lintasan yang dilalui Rizky ini jauh lebih sempit, hanya cukup untuk satu unit sepeda motor.

Kakek Rizky juga Rasya, Sarimin, 52, menuturkan telah mendapat firasat buruk semalam sebelum kejadian. Semalam suntuk dia mengaku tidak dapat tidur tenang. Dia mengaku syok mendapati nyawa kedua cucunya yang salah satunya baru saja menyelesaikan ujian nasional (UN) di SDN 216 Bayan, Kadipiro, Solo tersebut terenggut bersamaan.

Advertisement

Rizky meninggal di tempat kejadian, sementara Rasya meninggal dalam penanganan dokter di RS Yarsis Solo. “Tidak biasanya, semalaman tadi [Minggu] saya selalu terjaga sampai subuh. Rasanya tidak tenang, tidak tahu kenapa. Sampai akhirnya iya kejadian hari ini,” ungkap Sarimin sedikit terbatas.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif