News
Minggu, 24 Mei 2015 - 17:10 WIB

PENEMUAN BARU : Arkeolog Temukan Kerangka Manusia Abad Ke-12 di Natuna

Redaksi Solopos.com  /  Septina Arifiani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Peta Kepulauan Natuna (jakartagreater.com)

Penemuan baru berupa kerangka manusia dari abad ke-12 ditemukan di Natuna, Kepulauan Riau.

Solopos.com, SOLO – Tim arkeolog dari Pusat Arkeologi Nasional berhasil menemukan empat kerangka manusia yang diperkirakan berasal dari abad ke-12. Penemuan kerangka itu ditemukan di Desa Tanjung, Bunguran Timur, Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau.

Advertisement

“Melihat dari kerangka dan benda keramik yang sebelumnya ditemukan di lokasi diperkirakan berasal dari abad ke-12 ,” kata Ketua Tim Peneliti Arkeologi Sony Wibisono kepada Antara.com di Natuna, Minggu (24/5/2015).

Empat kerangka manusia yang berumur sekitar 800 tahun itu ditemukan di hamparan kebun kelapa milik warga Desa Tanjung, Pulau Bunguran. Di lokasi tersebut sejak lama menjadi tempat masyarakat mencari keramik kuno berupa piring atau mangkuk.

Advertisement

Empat kerangka manusia yang berumur sekitar 800 tahun itu ditemukan di hamparan kebun kelapa milik warga Desa Tanjung, Pulau Bunguran. Di lokasi tersebut sejak lama menjadi tempat masyarakat mencari keramik kuno berupa piring atau mangkuk.

Menurut Sony, pihaknya telah menggali selama empat hari sejak Rabu (20/5/2015) dan menemukan dua lokasi kuburan yang masing-masing berjarak sekitar 20 meter.

“Satu lubang pertemuan pertama terdapat tiga kerangka yang sudah tidak utuh karena dari dada ke atas sudah tidak ada, diperkirkan berjenis kelamin laki-laki,” katanya sebagaimana diberitakan Antara.com, Minggu.

Advertisement

Sedangkan, satu lubang lagi yang berisi kerangka perempuan terlihat masih utuh. Pada tulang lengan kirinya terdapat empat gelang dan tinggi tubuh kerangka sekitar 165 cm.

Menurut Sony, posisi kerangka tersebut terkubur sama yakni kepala mengarah ke Tenggara sedangkan kaki ke Barat Laut. “Posisi kerangka yang ditemui ini berbeda dengan kerangka serupa yang pernah kami temui tahun lalu di Semampang, Desa Tanjung, yang masih satu hamparan garis dengan lokasi ini,” ujar Sony.

Menurut dia, kerangka yang ditemui di Semampang masih utuh sedangkan posisi letak kerangka berbeda. Bagian kepala menghadap ke Barat Daya dan kaki ke arah Timur Laut. “Namun berasal dari ras yang sama yakni Mongolia,” ujar peneliti senior itu.

Advertisement

Ia menjelaskan dari motif keramik yang banyak ditemukan di daerah itu diperkirakan berasal dari Dinasti Sung dan Yuan. “Biasanya pada kerangka yang umurnya ratusan tahun ini ada barang-barang berharga yang dibawa serta, seperti piring keramik yang biasanya di tempatkan di atas kepala, kemaluan serta atas persendian,” tutur Sony.

Sayangnya, lanjut dia, keramik telah lenyap dari sisi kerangka karena telah diambil para pemburu keramik, jauh sebelum tim menemukan kerangka. “Kalau melihat bentuk lekuk kerangka di atas kemaluannya ada ditempatkan keramik, tapi sayang telah diambil para pemburu keramik,” katanya.

Bukti lain bahwa keramik milik kerangka tersebut diambil dengan adanya bekas lubang “macok” (sebutan masyarakat setempat untuk besi yang dipakai untuk mendeteksi keramik) di bagian tulang paha dan persendian.

Advertisement

Ia menjelaskan, temuan kerangka manusia ratusan tahun lalu serta banyaknya terdapat keramik kuno telah membuktikan bahwa Pulau Bunguran sejak lama telah dihuni dan sangat maju pada masa itu.

“Kami berkejar dengan waktu dalam melakukan penelitian karena para pemburu keramik terus bergerak mencari barang antik,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif