Jogja
Sabtu, 23 Mei 2015 - 01:20 WIB

UKM DIY : Inilah Genting Super Menoreh

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pengrajin genting Desa Kayuapak, Kecamatan Polanharjo, Sukoharjo, menjemur genting di depan rumahnya, Senin (9/9/2013). Para pengrajin kini harus memutar otak lantaran kesulitan bahan baku yang membuat kualitas genting semakin menurun. (Dian Dewi Purnamasari/JIBI/Solopos)

UKM DIY dari Kulonprogo memproduksi genting pres Super Menoreh.

Harianjogja.com, KULONPROGO – Masyarakat Dusun Pantog, Desa Banjaroya, Kalibawang, Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta, memproduksi genting pres Super Menoreh untuk menambah penghasilan mereka.

Advertisement

Penanggung jawab kelompok perajin genting Desa Pantog Dalhuri di Kulonprogo, Kamis (21/5/2015), mengatakan tempat pembuatan genting saat ini ada empat lokasi dengan total mesin giling tiga unit dan mesin pres lima unit. Namun tobong pembakaran hanya ada satu dengan kapasitas 5.000-6.000 buah dengan kapasitas produksi antara 5.000-10.000 buah per bulan.

“Saat ini kendala yang dihadapi adalah tidak adanya pencetak wuwung atau krepus yakni kurangnya modal usaha dan transportasi serta rumah produksi dan pengeringnya yang kurang layak. Untuk itu, kami berharap pelatihan dan pencetak batu bata merah dari pemerintah untuk menambah kelompok baru,” kata Dalhuri.

Kades Banjaroya Anton Supriyono mengatakan desa siap menerima dan memfasilitasi investor karena desa itu terbuka untuk investor yang menanamkan modalnya. Namun begitu, saat ini belum ada investor yang tertarik.

Advertisement

Dia mengatakan potensi tanah di sekitar Banjaroya yang baik untuk membuat genting dimanfaatkan salah satu warga Pantog Wetan untuk membuka usaha genting pres. Pemerintah desa membantu dengan mengusulkan ke pemkab untuk memberikan bantuan mesin press dan mesin giling serta pelatihan.

Ia mengatakan usaha ini bisa menjadi tambahan penghasilan karena masyarakat yang terlibat dalam satu usaha genting sekitar delapan orang.

“Dampak yang terlihat adalah warga yang dulu hanya jual tanah dan dibawa ke luar Kulon Progo sekarang bisa ikut memproduksi atau titip bahan untuk digarapkan. Pemdes juga memberikan bantuan modal untuk kelompok usaha genting ini melalui anggaran desa,” kata Anton.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif