News
Sabtu, 23 Mei 2015 - 03:30 WIB

SELEKSI PIMPINAN KPK : Begini Positif-Negatif Reaksi atas Pansel Capim KPK

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi KPK (Nurul Hidayat/JIBI/Bisnis)

Seleksi pimpinan KPK menurut JK tepat dipimpin ekonom. Mengapa?

Solopos.com, JAKARTA — Warga dunia maya atau netizen mengapresiasi keputusan Presiden Joko Widodo memilih sembilan srikandi sebagai Panitia Seleksi Calon Pimpinan (Pansel Capim) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).  Hal tersebut termonitor di media sosial sejak berita tersebut diturunkan dan dengan cepat mendominasi pemberitaan di online media dan percakapan di sosial media.

Advertisement

Yose Rizal, pendiri PoliticaWave dalam siaran pers, Jumat (22/5/2015), menyatakan pada tanggal 21 Mei 2015 atau berbarengan dengan pengumuman Pansel Capim KPK tercatat lonjakan percakapan secara signifikan. Dalam kurun waktu 24 jam, 24.574 percakapan yang berasal dari 5.553 akun dengan jangkauan percakapan sebesar 66.551.013, serta jumlah pemberitaan di kanal pemberitaan online sebanyak 499 berita.

“Reaksi publik akan hal tersebut yang terpantau di sosial media menunjukan sentimen positif yang sangat besar. Sentimen positif mendominasi 93% percakapan dengan lebih dari 22.000 percakapan bertendensi positif,” kata Yose.

Hal yang paling banyak mendapat tanggapan positif adalah kesembilan anggota Pansel KPK yang semuanya wanita. Pujian banyak berdatangan dari berbagai kalangan mulai dari para aktivis perempuan, aktivis anti korupsi, publik figur hingga politisi.

Advertisement

Di antaranya Yenny Wahid dan Alissa Wahid putri mantan Presiden Keempat Republik Indonesia K.H. Abdurrahman Wahid (Gus Dur), penyanyi Glenn Fredly, Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah, dan Taufik Kurniawan, mantan pembawa acara berita yang kini menjadi Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie. Selain itu, anggota band Slank Abdee Negara, pengacara kondang Todung Mulya Lubis, politisi PDIP Budiman Soejadmiko, dan sebagian besar netizen yang mempercakapkan hal tersebut di sosial media.

Tak Hanya Positif
Adapun isu negatif yang paling besar terkait Pansel KPK ini juga didapat dari isu gender yang berasal dari kritik mantan penasihat KPK Abdullah Hehamahua. Ia melihat dari kacamata agama yang melarang wanita untuk mengurus agama.

Ia juga meragukan kemampuan Pansel Capim KPK tersebut sebab Abdullah Hehamahua menilai sebagian besar di antara mereka tidak berpengalaman dalam praktik langsung pemberantasan korupsi. “Sentimen negatif hanya sebesar 6% dari total keseluruhan percakapan,” ujar Yose.

Advertisement

Hanya sedikit percakapan negatif yang ditemukan terkait hal ini yakni tuduhan bahwa Jokowi memanfaatkan isu gender untuk mengangkat popularitasnya kembali. Namun jumlah percakapan tersebut jauh lebih kecil dibandingkan dengan apresiasi positif netizen.

Tidak saja netizen semata-mata mendukung keputusan Jokowi untuk memberi semua posisi Pansel Capim KPK kepada para perempuan, namun juga Jokowi dinilai sudah tepat memilih masing-masing sosok para srikandi tersebut yang dianggap memiliki rekam jejak, kemampuan dan keahlian di bidang pemberantasan korupsi.

Netizen juga mengucapkan selamat bekerja dan menaruh harapannya kepada para Srikandi tersebut untuk bekerja tanpa terpengaruh oleh godaan korupsi dan suap maupun berbagai kepentingan politik dalam memilih Ketua KPK yang baru.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif