Sport
Sabtu, 23 Mei 2015 - 15:20 WIB

PSIM JOGJA : Bertahan di Mess, Pemain Patungan Bayar Listrik

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Penggawa PSIM harus berjuang keras untuk kembali ke kasta tertinggi sepak bola Indonesia (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

PSIM Jogja, pemain memilih bertahan di Mess dan patungan untuk bayar listrik.

Harianjogja.com, JOGJA-Dihentikannya kompetisi membuat pemain PSIM Jogja kelimpungan. Meski sudah dibubarkan hak mereka berupa gaji belum dibayarkan. Bahkan mereka rela bertahan di Wisma PSIM untuk mendapatkan haknya.

Advertisement

Sedikitnya sepuluh penggawa Laskar Mataram memilih tetap bertahan di Wisma PSIM hingga kemarin
sore. Mereka memilih bertahan lantaran sampai kini belum bertemu dengan manajemen dan gaji bulan
terakhir mereka tak kunjung dibayarkan.

“Sampai kapan? Kami tidak tahu. Yang jelas kami menunggu janji manajemen,” ujar salah satu pemain
PSIM Eko Budi Santosa kepada Harianjogja.com di Wisma PSIM, Jumat (22/5/2015) sore.

Advertisement

“Sampai kapan? Kami tidak tahu. Yang jelas kami menunggu janji manajemen,” ujar salah satu pemain
PSIM Eko Budi Santosa kepada Harianjogja.com di Wisma PSIM, Jumat (22/5/2015) sore.

Menurut pemain yang akrab dipanggil “Kancil” ini, sebenarnya kemarin pagi pihaknya mendapat kabar
bahwa akan bertemu dengan manajemen PSIM pada siang hari. Akan tetapi sampai sore hari,
pertemuan itu urung terjadi.

“Kami masih menunggu kapan manajemen mau bertemu. Kami akan tetap bertahan,” terang ‘Kancil’.

Advertisement

Sejauh ini, para pemain masih bersikukuh bahwa gaji April yang seharusnya dibayarkan oleh manajemen pada Mei belum diterima. Para pemain, lanjut Eko baru menerima dua bulan gaji sejak awal pembentukan tim.

“Untuk April kan dibayarkan pada bulan Mei. Dan, kami belum menerimanya. Sedangkan untuk Mei,
katanya akan ada tali asih, tapi kami berharap besarannya cukup menghargai jasa kami,” harap Eko.

Sementara selama bertahan di mess, Eko menambahkan, para pemain harus membiayai hidup sendiri.
Untuk membayar listrik, para pemain terpaksa harus patungan mengumpulkan uang.

Advertisement

“Untuk listrik kami patungan. Ini kami lakukan agar kami tetap bertahan dan bisa menggunakan listrik,”
terang Kancil.

Disinggung mengenai ajakan untuk mengikuti turnamen antarkampung (tarkam), Kancil menyatakan
pihaknya masih menghormati manajemen dengan tidak mengikuti kegiatan tersebut. Meskipun
demikian, para pemain tetap berlatih mandiri untuk menjaga kebugaran dan mengisi waktu senggang.

“Kami profesional. Kami masih terikat kontrak sehingga kami tidak mengiyakan tawaran tarkam,” ucap
Kancil.

Advertisement

Terpisah, Ketua Umum sekaligus Manajer PSIM Agung Damar Kusumandaru sebelumnya sempat
menjanjikan bertemu dengan para pemain kemarin. Akan tetapi karena terkendala dana maka Agung
berharap para pemain untuk
sabar.

“Saya berharap pemain bisa bersabar,” harap Agung.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif