Soloraya
Sabtu, 23 Mei 2015 - 09:50 WIB

KELANGKAAN ELPIJI : Epiji 3 Kg Langka, Permintaan Arang Wonogiri Naik

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Giman pengrajin arang asal Desa Singodutan Kaliancar mengemas arang dan siap dijual di pasar, Jumat (22/5/2015). Permintaan arang meningkat drastis setelah terjadi kelangkaan elpiji 3 kg. (JIBI/Solopos/Muhammad Ismail)

Kelangkaan elpiji 3 kg terjadi di sebagian wilayah Wonogiri. Warga pun beralih menggunakan bahan bakar arang.

Solopos.com, WONOGIRI-Kelangkaan gas elpiji 3 kg di wilayah Selogiri menjadi berkah bagi penjual arang. Permintaan arang meningkat dan pedagang pun menaikan harga arang dari sebelumnya Rp29.000 / 15 kg menjadi Rp32.000 / 15 kg.

Advertisement

Salah seorang penjual arang, Giman, mengatakan meningkatnya permintaan arang mulai terjadi sejak tiga pekan lalu. Meningkatnya permintaan arang terjadi akibat elpiji 3 kg langka.

“Banyaknya permintaan arang membuat pengrajin arang kewalahan tidak dapat memenuhui semua permintaan pasar,” ujar Giman saat ditemui solopos.com di rumahnya, Jumat (22/5/2015).

Giman yang juga pengrajin arang berbahan baku batok kelapa mengaku arang berbahan baku kayu dibeli dari pengrajin arang di Dusun Melati dan Temulus, Desa Keloran, Selogiri. Sedangkan arang berbahan baku batok kelapa membuat sendiri.

Advertisement

“Arang berbahan baku kayu dan batok kelapa sekarang banyak yang mencari. Meningkatnya permintaan arang terjadi akibat elpiji 3 kg langka,” kata dia.

Dia menjelaskan arang kayu dijual dengan harga Rp29.000/ 15 kg. Sedangkan arang batok kelapa harganya Rp6.000 / 1 kg. Karena meningkatnya permintaan, kata dia, memutuskan menaikan harga arang kayu menjadi Rp32.000/15 kg.
“Arang kayu jika dijual aceran Rp5.200 /1 kg. Naiknya harga arang kayu juga disebabkan akibat sulitya mencari bahan baku,” kata dia.

Menurut dia, para pedagang makanan keliling seperti penjual siomay, bakso hingga penjual makanan warung banyak yang beralih menggunakan arang untuk memasak. Hal itu dilakukan karena sulitnya mencari elpiji 3 kg.
“Pedagang makana kecil tidak mampu membeli elpiji 12 kg sehingga memilih arang untuk bahan bakar alternatif memasak,” papar dia.

Advertisement

Salah seorang pedagang siomay, Kismorono, mengaku sudah dua pekan ini menggunakan arang untuk memasak akibat sulit mencari elpiji 3 kg. Kelangkaan elpiji 3 kg, kata dia, dapat megancam pedagang kecil sehingga harus ditindaklanjuti serius oleh Pemkab.

“Kami tidak mungkin berhenti berjualan begitu saja hanya karena elpiji 3 kg langka. Dampak kelangkaan elpiji ini sangat serius,” kata dia warga Wonokarto Wonogiri.

Pantauan solopos.com, di sejumlah pangkalan elpiji 3 kg di Kaliancar Selogiri dan Wonokarto Wonogiri antrian elpiji 3 kg masih terjadi. Sejumlah pengecer dan ibu rumah pun rela mengantri berjam-jam untuk mendapatkan elpiji 3 kg.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif