Jatim
Senin, 18 Mei 2015 - 21:05 WIB

SILATURAHMI POLISI-PERS MADIUN : Polisi Bungkam untuk Sebuah Kasus, Inilah Penjelasannya?

Redaksi Solopos.com  /  Aries Susanto  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Wartawan Kota Madiun tengah berbincang santai dengan Kapolres setempat, AKBP Agus Yulianto (dua dari kanan). (JIBI/Solopos/Aries Susanto)

Silaturahmi polisi-pers Madiun membahas banyak hal, salah satunya tentang alasan polisi harus tutup mulut atas sebuah kasus yang tengah ditangani.

Madiunpos,com, KOTA MADIUN – Sejumlah pekerja media di Kota Madiun membahas sejumlah persoalan hukum jajaran aparat Polres Kota Madiun. Dalam perbincangan yang berlangsung rileks tersebut, membahas sejumlah kasus  yang terkadang susah untuk dimintakan konfirmasi.

Advertisement

Salah satu wartawan Duta, Agus menyampaikan bahwa selama ini hubungan antara polisi dan media cukup baik. Namun, dalam kesempatan tertentu ada hal-hal yang membuat kalangan pers tak nyaman, salah satunya susahnya meminta konfirmasi.

“Dalam kasus-kasus tertentu, kadang kita hanya meminta statemen normatif saja susah. Nah, ini yang menjadi gerundelan rekan-rekan pers,” ujarnya dalam acara silaturahmi di mapolres setempat, Senin (18/5/2015).

Kapolres Kota Madiun, AKBP Agus Yulianto  mengakui bisa memaklumi hal itu. Menurutnya, apa yang dialami insan pers itu sebenarnya juga dialami polisi. Selama ini, kata dia, ketika sebuah kasus berhasil diungkap polisi, namun keburu keluar di media, justru mempersulit penyidik dalam mengembangkan kasus.

Advertisement

“Karena pelaku biasanya langsung kabur setelah keluar di media. Dan kami kesulitan mengembangkan kasus. Padahal, kami ingin menangkap jaringannya, seperti dalam kasus narkoba mislanya,” paparnya.

Hal inilah yang membuat aparat polisi harus memilih bungkam untuk sementara di depan media. Tujuannya bukan bermaksud menutup akses informasi, melainkan untuk kepentingan pengungkapan kasus yang lebih besar.

Namun, tegas Agus, dalam sejumlah kasus yang terbilang kecil dan tak melibatkan sindikat, pihaknya siap dimintai konfirmasi kapan pun. Baik melalui sms, telpon atau BBM. “Saya bisanya meminta waktu untuk koordinasi dengan anak buah saya terkait kasus itu. Silakan, kami terbuka,” paparnya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif