News
Senin, 18 Mei 2015 - 07:30 WIB

PENDIDIKAN INDONESIA : Menristek Segera Tutup Perguruan Tinggi Jual Ijazah

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi ijazah (JIBI/Dok)

Pendidikan Indonesia terus dibenahi. Salah satunya memberi sanksi tegas bagi perguruan tinggi jual ijazah.

Solopos.com, JAKARTA — Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Dikti) Mohamad Nasir menegaskan segera menutup sejumlah perguruan tinggi yang diduga menjual ijazah palsu sebagaimana pengaduan dari masyarakat.

Advertisement

“Saya segera mencabut izin dan menutup perguruan tinggi (PT) yang melakukan transaksi jual-beli ijazah dan mengeluarkan ijazah palsu,” kata Menristek Dikti Mohamad Nasir kepada wartawan di Jakarta, Minggu (17/5/2015) sebagaimana dikutip dari Antara.

Menteri Nasir mengungkapkan hal itu menyikapi pengaduan masyarakat yang masuk ke Menteri Riset Teknologi (Kemenristek) dan Dikti.

Advertisement

Menteri Nasir mengungkapkan hal itu menyikapi pengaduan masyarakat yang masuk ke Menteri Riset Teknologi (Kemenristek) dan Dikti.

Berdasarkan pengaduan tersebut, menurut dia, ada sekitar 18 perguruan tinggi yang melakukan praktik jual-beli ijazah dan mengeluarkan ijazah palsu.

Ke-18 perguruan tinggi tersebut terdapat di wilayah Jabodetabek dan di Kupang, Nusa Tenggara Timur. Salah satu perguruan tinggi dimaksud termasuk sebuah perguruan tinggi di Bekasi.

Advertisement

Ijazah Palsu
Selain perguruan tinggi tersebut, berdasarkan pengaduan, ada beberapa perguruan tinggi di wilayah Jakarta, Bogor, Tangerang, Depok dan Bekasi (Jabodetabek) yang mengeluarkan ijazah palsu S1.

“Ijazah palsu adalah ijazah yang diberikan kepada para lulusannya tanpa perlu mengikuti proses perkuliahan yang lazim,” ujar Menteri Nasir tanpa menyebut nama perguruan tinggi yang dimaksud karena sedang diinvestigasi oleh tim dari Kemenristek Dikti.

Sementara di Kupang, berdasarkan pengaduan, ijazah S1 para lulusan sebuah universitas tidak diakui. Hal ini terjadi karena ijazah sarjana S1 tersebut ditandatangani oleh rektor yang gelar doktornya dinilai tidak sah.

Advertisement

Rektor salah satu universitas di Kupang mengaku memperoleh gelar doktor (S3) dari Berkeley University di Jakarta, yang merupakan cabang dari Amerika Serikat (AS). Sementara yang di AS dikenal dengan nama University of California, Berkeley.

Setelah diteliti, universitas tersebut (Berkeley University cabang Jakarta) pun ternyata tidak pernah ada di Jakarta.  “Jangankan gelar doktor yang tidak sah, bila ada guru besar yang melakukan plagiasi, maka gelar guru besarnya langsung saya cabut,” kata Menteri Nasir.

Sikap tegas ini, menurut Menteri Nasir, diterapkannya dalam rangka merealisasikan program peningkatan kualitas dosen.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif