Kru bus mogok untuk rute Solo-Jogja, beberapa waktu lalu.
Solopos.com, KLATEN — Dishub Klaten Bakal Pertemukan Kru Bus Solo-Jogja dengan Kru bus Surabaya-Jogja KLATEN -Petugas Dinas Perhubungan (Dishub) Klaten berencana mempertemukan kru bus Solo-Jogja dengan kru bus Surabaya-Jogja, Selasa (19/5/2015) depan.
Pertemuan itu diperlukan guna mencari solusi menyusul aksi demonstrasi yang dilakukan kru bus Solo-Jogja di Terminal Buntalan, Klaten, Jumat (15/5/2015) pagi.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Solopos.com, kru bus Solo-Jogja yang menggelar aksi demonstrasi di Terminal Buntalan, Klaten didominasi kru bus Harno.
Mereka mengeluhkan kru bus Surabaya-Jogja yang masih saja menaikkan penumpang di sepanjang kawasan Klaten. Hal itu dinilai telah melanggar kesepakatan antara kru bus Solo-Jogja dengan kru bus Surabaya-Jogja.
Menyikapi aspirasi kru bus Solo-Jogja, Dishub Klaten bakal mempertemukan kru bus Surabaya-Jogja, yakni perwakilan bus Eka-bus Mira dan bus Sumber Kencono dengan bus Solo-Jogja di kantor Dishub Klaten, pekan depan.
Cari Solusi
Tujuan dari pertemuan itu guna mencari solusi agar tidak ada gesekan antara kru bus Solo-Jogja dengan Surabaya-Jogja.
“Sambil menunggu pertemuan resmu di Dishub Klaten pekan depan, bus Surabaya-Jogja diminta menaati kesepakatan, seperti wajib masuk ke terminal [membayar retribusi dua kali]. Lalu, bus yang melaju dari Jogja-Surabaya tidak perlu masuk ke terminal hingga Selasa depan. Untuk bus Solo-Jogja wajib masuk terminal dengan mematuhi peraturan yang berlaku. Kesepakatan itu yang akan dibahas Selasa depan,” kata Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Terminal Buntalan Klaten, Marjono, kepada Solopos.com, Jumat.
Sebelumnya, awak bus Solo-Jogja juga sempat mogok selama tiga jam, Senin (11/5). Hal itu dilakukan guna memprotes awak Surabaya-Jogja yang masih menaikkan penumpang di Jl. Solo-Jogja. Akibat aksi mogok itu, sejumlah penumpang dipastikan telantar.
“Kalau aksi yang dilakukan Jumat kemarin, tidak ada penumpang yang telantar. Semuanya berjalan kondusif [yang menggelar aksi hanya lima orang],” kata Marjono.