Umum
Minggu, 17 Mei 2015 - 08:15 WIB

KESUBURAN TANAH : Pakar: Tanah di Indonesia 70 Persen Tidak Subur

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Rachman)

Kesuburan tanah di Indonesia ternyata hanya mencapai 30 persen. Meski demikian 70% tanah yang tidak subur tersebut masih bisa dimanfaatkan. 

Solopos.com, PADANG-Pakar bidang Ilmu Tanah Prof Nurhajati Hakim mengatakan tanah yang ada di Indonesia sekitar 70 persen dari keseluruhan luas yang ada, tidak subur.

Advertisement

“Secara keseluruhan pulau di Indonesia tanahnya hanya terdiri atas ultisol atau merah kuning dan gambut yang rata-rata memiliki tingkat kemasaman tinggi, sehingga kurang baik untuk tanaman tumbuh,” katanya, di Padang, Minggu (17/5/2015).

Dia menyebutkan meski di Pulau Sumatea terdapat gunung berapi dan memiliki tanah yang subur, akan tetapi secara luas keseluruhan lebih didominasi ultisol dan gambut.

Advertisement

Dia menyebutkan meski di Pulau Sumatea terdapat gunung berapi dan memiliki tanah yang subur, akan tetapi secara luas keseluruhan lebih didominasi ultisol dan gambut.

Tanah ultisol ini tersebar pada sepanjang Pegunungan Bukit Barisan, sedangkan gambut pada pesisir pantai barat dan timur Sumatera.

Kemudian di Kalimantan dan Papua juga dominan tanah jenis gambut dan sebagian kecil ultisol.

Advertisement

Sedangkan di Pulau Jawa dan Bali hingga Nusa Tenggara yang daerahnya didominasi oleh gunung berapi aktif, jenis tanah yang banyak ditemukan yakni Andisol, ucapnya.

“Tidak subur bukan berarti tidak bisa ditanami, bila diberi perlakuan teknologi tanah tersebut akan menghasilkan produksi yang melimpah,” ucapnya.

Menurutnya, meskipun memiliki tanah yang tidak subur, produksi berbagai komoditas di Indonesia cukup tinggi.

Advertisement

Artinya tanaman yang tumbuh pada daerah tersebut telah mampu menyesuaikan untuk hidup.

Akan tetapi, katanya, jika diberikan perlakuan teknologi seperti pengapuran atau penambahan pupuk alami. Tanah pun akan menjadi subur dan produksinya pun akan meningkat berkali lipat.

“Bila sudah begini melempar tongkat menjadi tanaman memang sebuah kenyataan,” ucapnya.

Advertisement

Sementara itu Badan Litbang Pertanian Sumbar melalui peneliti Ismon meyebutkan bahwa bukti tidak suburnya tanah yakni mulai banyaknya petani di Indonesia mengalihkan mata pencarian dari bersawah atau berladang menjadi berkebun.

Hal ini katanya terjadi akibat sawah yang dimilikinya perlu diberi pupuk dalam jumlah besar, sehingga membutuhkan biaya yang besar.

Dengan berkebun misalnya kelapa sawit atau karet tidak perlu memerlukan pupuk yang banyak.

Sebab kedua tanaman tersebut sangat cocok tumbuh di jenis tanah yang tidak subur semisal ultisol dan gambut, ujarnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif