SOLOPOS.COM - Ilustrasi prostitusi (JIBI/Solopos/Dok)
Prostitusi di Solo memang bisa muncul di berbagai tempat. Namun tudingan yang satu ini dibantah.
Solopos.com, SOLO — Warga Kedunglumbu, Pasar Kliwon, Solo, resah dengan keberadaan salah satu panti pijat keluarga di kawasan ruko Beteng Trade Center (BTC). Panti pijat itu dituding digunakan untuk praktik prostitusi terselubung.
Sekretaris LPMK Kedunglumbu, H.M. Sungkar, kepada wartawan di kantor Kelurahan Kedunglumbu, Rabu (13/5/2015), menerima laporan dari warga yang resah akan keberadaan panti pijat tersebut. “Ada laporan, ada salah satu karyawan di sana [panti pijat] yang bisa di’pakai’,” kata Sungkar.
Atas laporan warga itu, sambung Sungkar, LPMK memanggil pemilik panti pijat ke kantor Kelurahan, Rabu (13/5/2015). Pemilik panti dipertemukan dengan pihak kelurahan. Pertemuan itu sekaligus mengklarifikasi laporan warga.
“Saya langsung hubungi pemilik panti. Kami tidak mau wilayah Pasar Kliwon sebagai wisata religi ada tempat maksiat,” kata dia.
Sementara itu pemilik panti yang namanya enggan disebut namanya, mengatakan membantah tempat usahanya dipakai untuk praktek prostitusi. Jika ada bukti, pihaknya siap memecat karyawan yang terbukti berpraktek prostitusi.
“Kalau memang ada indikasi silahkan dibuktikan. Akan langsung saya pecat,” ujar dia.
Pemilik panti yang mempekerjakan 15 karyawan ini mengungkapkan secara desain, tempat panti miliknya tidak dimungkinkan untuk praktek prostitusi. Tempatnya berjajar, di mana bagian atas terbuka dan ada gorden sehingga tak memungkinkan digunakan sebagai tempat prostitusi. “Tidak berupa bilik-bilik,” ucap dia.
Dia memastikan panti pijat yang dikelolanya murni panti pijat keluarga. Bukan panti pijat plus-plus sebagaimana yang dituduhkan. Dia meminta kepada warga setempat untuk melaporkan jika menemukan karyawannya berbuat mesum di panti pijat tersebut.