Soloraya
Kamis, 14 Mei 2015 - 13:55 WIB

ASAL USUL : Gua Kurahan Dulu Tempat Berlindung dari Bom Jepang

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga menunjukkan Gua Kurahan di Desa Majegan, Tulung, Klaten. Pada masa penjajahan Jepang, gua tersebut dimanfaatkan untuk tempat persembunyian warga. Foto diambil belum lama ini. (Taufiq Sidik Prakoso/JIBI/Solopos)

Asal usul kali ini terkait sejarah Gua Kurahan di Klaten yang dulu menjadi tempat berlindung dari serangan bom Jepang.

Solopos.com, KLATEN – Gua yang berada di Dukuh Kurahan, Desa Majegan, Tulung, Klaten, terbengkalai. Tumpukan sampah terlihat di mulut gua yang berlokasi tak jauh dari jalan raya Klaten-Boyolali itu.

Advertisement

Namun siapa sangka gua yang tak terurus itu memiliki nilai histori bagi warga setempat. Bayan I Desa Majegan, Sutikno, saat ditemui solopos.com belum lama ini mengungkapkan gua menjadi tempat persembunyian bagi warga pada masa penjajahan Jepang.

Saat itu, seluruh rumah di Kurahan menghadap ke mulut gua. Hal tersebut dilakukan tak lain untuk memudahkan akses warga menuju ke lubang besar yang berada di bawah areal persawahan itu.

“Pada masa penjajahan, seluruh rumah warga menghadap ke gua. Ketika ada serangan bom, demi menyelamatkan nyawa, warga langsung bersembunyi di dalam gua,” jelas dia.

Advertisement

Sutikno menerangkan kondisi gua awalnya berukuran cukup besar. Saat digunakan untuk persembunyian, gua itu mampu menampung hingga 300 orang. “Setidaknya bisa menampung warga tiga RT,” kata dia.

Namun, setelah masa kemerdekaan, lambat laun warga mulai tak memanfaatkan gua tersebut. Rumah mereka kini tak lagi menghadap ke mulut gua. Sementara, gua yang tak terurus kini sulit dilintasi. Selain sampah dan rumput yang meninggi, mulut gua juga dipenuhi endapan lumpur.

Kepala Desa Majegan, Widodo, menjelaskan selain memiliki nilai histori, Gua Kurahan juga diyakini menyimpan sumber air cukup besar yang selama ini tak termanfaatkan. Hal itu berdasarkan pengakuan dari sejumlah warga yang pernah memasuki gua.

Advertisement

Di dalam gua tersebut, terdapat percabangan sungai yang mengalir ke berbagai penjuru. Percabangan itu diperkirakan berjarak sekitar 50 meter dari mulut gua. Salah satu aliran dalam gua terhubung dengan Umbul Ponggok di Desa Ponggok, Polanharjo.

“Pernah ada yang mencoba melepaskan itik di aliran sungai yang deras di dalam gua. Setelah ditelusuri ternyata itik tersebut sampai di Umbul Ponggok,” ungkap dia.

Widodo mengaku selama ini pemerintah desa setempat tak sanggup mengembangkan Gua Kurahan lantaran minimnya dana. Lantaran hal itu, pihaknya berharap kedepan ada investor yang tertarik untuk mengembangkan kawasan Gua Kurahan.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif