Soloraya
Selasa, 12 Mei 2015 - 20:15 WIB

KELANGKAAN ELPIJI : Warga Karanganyar Antre Operasi Pasar

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga Ngringo, Jaten, Karanganyar, antre gas elpiji dalam kegiatan operasi pasar gas elpiji tiga kilogram di Kantor Desa Ngringo, Selasa (12/5/2015). Sejak dua pekan terakhir, warga kesulitan mendapatkan gas elpiji tiga kilogram. (JIBI/Solopos/Bayu Jatmiko Adi)

Kelangkaan elpiji terjadi di Soloraya termasuk Karanganyar. Warga pun rela mengantre panjang saat operasi pasar elpiji digelar. 

Solopos.com, KARANGANYAR-Sambil membawa tabung gas tiga kilogram, Marinem, warga Tegalrejo RT 003/RW 006, Ngringo, Jaten, Karanganyar, keluar dari antrean panjang operasi pasar elpiji tiga kilogram, di Kantor Kepala Desa Ngringo, Selasa (12/5/2015). Wanita yang berprofesi sebagai pedagang makanan itu pun tampak semringah.

Advertisement

Operasi pasar elpiji digelar sehari saja, dimulai sekitar pukul 08.00 WIB. Meski cuaca panas, namun warga rela berjejer, mengantre di bawah sinar matahari, di halaman kantor desa. Masing-masing warga ada yang membawa satu tabung elpiji kosong, ada pula yang membawa dua tabung.

Setelah mendapatkan gas elpiji, Marinem pun berdiri di halaman salah satu bangunan kantor desa. Kedua tabung gas elpiji miliknya ia letakkan di pelataran kantor, hingga tangannya bisa leluasa mengusap peluh di wajahnya. “Akhirnya dapat juga,” ujar dia kepada salah seorang wanita, Atin, warga RT 002/RW 004 Ngringo, Jaten, yang duduk di tangga kantor kepala desa.

Dia lalu menceritakan betapa sulitnya mendapatkan gas elpiji dalam dua pekan terakhir, kepada Atin. Alasan itu pula yang mendorongnya untuk rela mengantre mendapatkan gas, untuk memasak. Sebagai penjual sayur dan makanan, Marinem mengaku sangat membutuhkan gas, agar kompor di rumahnya bisa menyala. “Setiap hari saya memasak. Kalau jualan matengan [sayur matang], harus selalu siap [gas]. Maka saya selalu beli dua tabung untuk berjaga-jaga kalau pada malam hari habis, padahal masakan belum matang,” kata dia saat ditemui solopos.com di lokasi itu.

Advertisement

Apa yang dirasakan Marinem juga dirasakan warga Ngringo lainnya, Atin. Dia yang setiap harinya membuat telur asin dan menggoreng rempeyek untuk dijual, sangat membutuhkan gas elpiji. Sedangkan untuk mendapatkannya, dia mengaku sudah mulai kesulitan. “Di penjual eceran juga sering kosong. Selain itu harganya beragam. Ada yang satu tabung Rp16.000, ada yang sampai Rp20.000,” kata dia saat ditemui solopos.com.

Hingga pukul 10.00 WIB, antrean warga yang ingin membeli gas elpiji tiga kilogram dengan harga eceran tertinggi (HET), Rp15.500 itu pun masih tampak berjajar. Bahkan sempat ada kekhawatiran dari pemerintah desa setempat, alokasi 560 tabung gas yang distok pada operasi pasar itu tidak akan mencukupi kebutuhan warga.

Padahal pemerintah desa setempat sudah terlanjut memberikan sosialisasi kepada warga terkait adanya kegiatan operasi pasar tersebut. Setiap keluarga berhak membeli maksimal dua tabung gas. Dari pantauan solopos.com, sempat ada rencana agar pembelian dibatasi hanya satu gas per keluarga. Namun hal itu mendapat penolakan dari warga yang sudah mengantre. Hingga akhirnya stok gas di Ngringo ditambah 560 tabung lagi.

Advertisement

“Jumlah penduduk Desa Ngringo saat ini sekitar 23.760 jiwa. Jika tidak ada tambahan, dipastikan tidak akan mencukupi,” ungkap Kepala Desa Ngringo, Sardiman.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif