News
Senin, 11 Mei 2015 - 17:30 WIB

PERSIS SOLO BUBAR : Rudy Sesalkan Keputusan Manajemen Persis

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Persis Solo (ilustrasi/JIBI/dok)

Persis Solo bubar menyusul pembekuan PSSI dan penghentian kompetisi.

Solopos.com, SOLO — Wali Kota Solo, F.X. Hadi Rudyatmo (Rudy), menyesalkan keputusan manajemen Persis Solo yang telah membubarkan tim Persis Solo. Rudy, sapaan Wali Kota, menilai keputusan itu terkesan panik karena adanya kekhawatiran tidak bisa mendanai gaji pemain selama masa vakum kompetisi.

Advertisement

Manajemen Persis Solo, yang saat ini dikelola PT Persis Solo Saestu, Minggu (10/5/2015), telah memutuskan mengakhiri kontrak para pemain dan pelatih. Keputusan ini diambil manajemen menyusul belum adanya kepastian kapan kompetisi Divisi Utama (DU) kembali digulirkan buntut dari dibekukannya PSSI.

Mendengar kabar tersebut, Rudy mengaku terkejut. Rudy menilai keputusan itu terkesan tergesa-gesa dan tidak mau menunggu dulu hasil kerja Tim Transisi. Apalagi dirinya yang merupakan penasihat Persis Solo juga masuk dalam keanggotaan tim bentukan Kemenpora itu.

“Mestinya harus ditinjau ulang untuk membubarkan tim. Saat ini Tim Transisi kan juga belum bekerja. Saya kemarin juga sudah mengusulkan agar Menpora melakukan komunikasi dengan FIFA dan Tim Transisi dengan PSSI dan PT Liga [Indonesia] agar kompetisi segera digelar. Hla ini belum ada hasil, [Persis] justru sudah dibubarkan,” ujar Rudy saat dijumpai wartawan di Balai Kota Solo, Senin (11/5/2015).

Advertisement

Rudy menambahkan seharusnya manajemen PT PSS mau mencontoh cara kerja sebuah perusahaan dengan tidak memutus kontrak pemain dan pelatih secara sepihak. Manajemen bisa mengambil sikap meliburkan pemain sementara dengan opsi pengurangan gaji selama vakum.

“Kalau seperti ini kan kesannya manajemen panik karena ada kekhawatiran tidak bisa membayar gaji [pemain dan pelatih]. Seharusnya manajemen melakukan pembicaraan lebih dulu dengan pemain terkait pembayaran gaji. Pemain bisa dibayar berapa persen dari total gaji penuh saat libur,” beber Rudy.

Terkait keputusan pembubaran tim ini, Rudy mengaku sebenarnya manajemen sudah meminta pertimbangannya. Namun, ia meminta manajemen untuk memikirkan dulu opsi-opsi yang lain daripada mengambil langkah pembubaran.

Advertisement

“Setelah ini saya akan berkomunikasi dengan manajemen, agar keputusan itu ditinjau kembali supaya masyarakat, khususnya Pasoepati [suporter Persis] tidak perlu kecewa. Saya tahu semua keputusan itu ada latar belakangnya, tapi semua juga harus ada pemikiran yang matang,” tutur Rudy.

Kekecewaan atas pembubaran tim Persis sebelumnya juga diungkapkan Wakil Presiden Pasoepati, Ginda Ferachtriawan. Senada dengan Rudy, Ginda juga melihat manajemen terkesan terburu-buru dalam mengambil keputusan.

“Kalau seperti ini berarti manajemen lebih berpihak ke PSSI dan bukan ke pemerintah. Seharusnya mereka menunggu keputusan pemerintah melalui Tim Transisi lebih dulu daripada membubarkan tim. Siapa tahu setelah ini ada kepastian kapan kompetisi kembali digulirkan,” ujar Ginda, Minggu (10/5/2015).

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif