Sport
Senin, 11 Mei 2015 - 23:30 WIB

PERSIS SOLO BUBAR : Pasoepati: Ini Bukti PT Persis Gagal

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Tim Persis (ilustrasi/JIBI/dok)

Persis Solo bubar setelah pembekuan PSSI dan berhentinya kompetisi. Padahal, Persis sudah berbentuk PT.

Solopos.com, SOLO — Kelompok suporter Persis Solo, Pasoepati, menyayangkan keputusan manajemen Persis yang membubarkan timnya. Pasoepati melalui wakil presidennya, Ginda Ferachtriawan, menganggap keputusan ini sebagai bentuk ketidakprofesionalan manajemen Persis yang dikelola badan hukum PT Persis Solo Saestu (PSS).

Advertisement

“Dari awal mereka [manajemen] bilangnya sudah profesional karena sudah memiliki badan hukum atau PT. Tapi kenyataannya, ada PT atau tidak sama saja. Di saat kompetisi berhenti, PT tidak memiliki dana dan tim akhirnya dibubarkan. Bahkan kabarnya, gaji pemain juga hanya dibayar separuh dari nilai kontrak mereka,” ujar Ginda saat dihubungi Solopos.com, Senin (11/5/2015).

Ginda mengaku, jika profesional, manajemen PT PSS seharusnya sudah memikirkan tantangan-tantangan yang bakal dihadapi dalam mengelola sebuah klub sepak bola di Indonesia. Di saat tantangan itu hadir, mereka seharusnya sudah menyiapkan langkah-langkah strategis yang akan diambil demi kebaikan bersama.

Saat kompetisi berhenti, PT PSS seharusnya tidak membubarkan tim. PT PSS seharusnya terus mempertahankan tim untuk menghadapi kompetisi berikutnya sambil mencari pendapatan dari sektor-sektor lain, seperti promosi, penjualan jersey dan merchandise, maupun menggelar laga-laga uji coba maupun turnamen-turnamen amatir.

Advertisement

“Kompetisi kan memang sering ada jedanya. Apa di saat jeda tim harus dibubarkan dan dibentuk lagi saat akan dimulai? Kalau langkah seperti yang diambil enggak beda sama manajemen tim Tarkam [amatir]. Katanya profesional koq masih mengacu prinsip amatir?” imbuh Ginda.

Ginda Ferachtriawan menambahkan sebelumnya PT PSS juga mengaku sudah memiliki sumber pendanaan yang aman untuk mengelola tim musim ini. Sumber pendanaan itu berasal baik dari modal awal para direksi hingga para sponsor, salah satunya adalah perusahaan konstruksi asal luar negeri, AWB Engineering, yang siap menggelontorkan dana lebih dari Rp350 juta agar logo perusahaannya dicantumkan di bagian depan jersey Persis.

“Jangan-jangan sponsor yang kemarin itu cuma fiktif. Bahkan ada yang bilang dana dari sponsor kemarin tidak ada karena belum mencapai MoU [kesepakatan]. Kalau belum MoU kok sudah dicantumkan di jersey Persis?” beber Ginda.

Advertisement

Presiden Direktur PT PSS, Paulus Haryoto, mengaku beberapa sponsor memang memilih mengundurkan diri menyusul carut marut yang terjadi di persepakbolaan Tanah Air hingga mengakibatkan kompetisi berhenti. “Dengan kondisi seperti ini [kompetisi dihentikan] para sponsor pun takut. Beberapa juga mundur. Dari AWB Engineering juga belum ada pemasukan karena kemarin masih penjajakan dan belum ada MoU,” ujar Paulus saat menggelar jumpa pers seusai membubarkan timnya di Balai Persis, Minggu kemarin.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif