Otomotif
Senin, 11 Mei 2015 - 12:55 WIB

MOBIL NASIONAL : Banjir Permintaan, Pindad Rencana Bikin Mobil Nasional?

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Komodo Recon 4x4. (Pindad.com)

Mobil nasional alias kendaraan non-militer mulai dilirik Pindad sebagai sektor yang menguntungkan.

Solopos.com, BANDUNG – Produsen senjata dan kendaraan militer Indonesia, PT Pindad, tengah menyiapkan mobil sipil non-militer. Mungkinkah itu salah satu proyek mobil nasional?

Advertisement

Pindad mengaku kebanjiran permintaan dari para pencinta mobil off road yang ingin memiliki tunggangan bercita rasa mobil tempur lapis baja Komodo Recon. Alasannya adalah mobil lapis baja itu punya desain yang gagah dan performa yang andal.

“Kebanyakan suka karena menganggap Komodo desainnya gagah. Jadi konsumen yang senang off road dan ingin merasakan military looks dari Komodo kami memang sedang siapkan,” ujar Direktur Utama PT Pindad, Silmy Karim seperti dilansir laman Liputan6, Minggu (10/5/2015).

Kendati demikian Silmy menjelaskan rencana Pindad memproduksi mobil non-militer bukanlah tujuan utama dari produsen yang memiliki pabrik di Bandung itu. Silmy juga menegaskan hal itu tak terkait proyek penciptaan mobil nasional.

Advertisement

“Kecuali kalau kami diberikan tugas dan diberikan beberapa hal untuk mendukung jalannya program mobil nasional. Pasalnya hal tersebut tidak sederhana, itu cukup kompleks dan belum tentu konsumen (dalam skala ekonomis) menginginkan,” ujarnya.

Silmy memberi sedikit bocoran bahwa mobil Komodo Recon versi non-militer akan memiliki sejumlah perbedaan dari versi aslinya. Pertama adalah dimensi bodi yang dibuat lebih kecil. Kedua, adalah absennya kaca antipeluru serta tidak digunakannya pelat baja tebal pada sektor bodi.

Silmy menuturkan produksi Komodo Recon non-militer oleh Pindad masih dalam tahap peninjauan pasar. Namun tidak menutup kemungkinan mobil racikan Pindad akan menjadi mobil nasional yang mampu bersaing dengan merek Hummer dan Jeep.

Advertisement

“Seandainya potensinya kecil, mending tidak usah produksi massal, tetapi kalau memang ada jaminan dari market yang konstan serta cukup kompetitif, kenapa tidak?” tutur Silmy.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif