News
Senin, 11 Mei 2015 - 05:00 WIB

ARTIS INISIAL AA DITANGKAP : Polisi Periksa Konsumen Prostitusi Artis

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi praktik prostitusi (JIBI/Solopos/Reuters)

Artis inisial AA ditangkap, konsumen prostitusi artis terancam turut diperiksa polisi.

Solopos.com, JAKARTA — Polisi mengaku sudah mengantongi data para pelaku prostitusi artis dan para pelanggan menyusul ditangkapnya artis inisial AA. Baik artis pelaku prostitusi maupun konsumen mereka bakal diperiksa polisi?

Advertisement

Kasatreskrim Polres Jakarta Selatan AKBP Audie S. Latuheru di kantornya, Minggu (10/5/2015), mengungkapkan rencana bakal memeriksa para pelaku maupun konsumen bisnis esek-esek itu. Kapasitas mereka sebagai saksi dalam kasus prostitusi kelas atas dengan tersangka muncikari berinisial RA yang terungkap seiring artis inisial AA ditangkap polisi.

”Kami sudah ada nama yang akan jadi saksi dan diperiksa. Dari antara 200 nama itu, yang PSK [pekerja seks komersial] akan dipanggil, dari pelanggan juga akan dipanggil,” kata Audie S. Latuheru yang sejak dini menangani kasus Artis inisial AA ditangkap polisi itu.

Namun, Audie menutup rapat-rapat identitas dari para saksi tersebut. ”Kami tidak akan menyebut profesi apa pun, bisa berasal dari berbagai profesi,” kata Audie.

Advertisement

Dia mengatakan pemeriksaan dari pelanggan ataupun PSK lainnya untuk melengkapi berkas tersangka RA. “Kami sidik muncikari, pelanggan potensi jadi saksi untuk memberi info bahwa ini dia muncikari, gimana rangkaiannya,” jawab Audie.

Perdagangan Manusia?
Sebelumnya, RA ditangkap karena menjadi muncikari artis berinisial AA. Artis yang juga model majalah dewasa dan pemain film horror, AA ditangkap di sebuah hotel bintang lima dalam keadaan bugil, Jumat (8/5) malam. Artis itu sering mematok tarif Rp80 juta hingga Rp200 juta.

Berdasarkan penyelidikan polisi, RA mempunyai 100-an perempuan yang bekerja dalam bisnis esek-esek yang dikendalikannya. Para perempuan yang bekerja untuk RA berasal dari berbagai kalangan mulai dari model, artis, hingga mahasiswi.

Polisi juga akan mengusut apakah para perempuan yang bekerja untuk RA adalah korban perdagangan manusia atau tidak. Menurut Audie, ada juga perempuan yang memang dicarikan kerjaan untuk menjadi penjaja seks.

Advertisement

”Kami cari tahu apakah dia korban atau memang dia sendiri yang mau kerja,” ucapnya.

Dari Mulut ke Mulut
Bisnis prostitusi kelas atas ini menyebar dari mulut ke mulut. RA sangat menjaga kerahasiaan bisnis maupun identitas PSK. Bahkan sebelum transaksi, RA selalu memantau calon pelanggannya.

”Enggak ada situs, hanya lewat BBM [Blackberry Messenger], Whatsapp dan SMS [untuk transaksi]. Jadi dari mulut ke mulut, dari kenalan ke kenalan, dari situ bisnisnya mulai besar,” ungkap Audie.

Muncikari yang sebelumnya tidak memiliki pekerjaan itu hanya bermodalkan HP untuk menunjukkan para PSK-nya. Tidak seperti prostitusi online, RA tidak menyediakan katalog perempuan-perempuan cantik.

Advertisement

Selalu Dibutuhkan
Sekjen Komnas Perempuan Masruhah mengatakan praktik prostitusi semacam itu dapat terjadi lantaran ada pihak-pihak yang selalu membutuhkan. Oleh karena itu, menurutnya, jika dibawa ke ranah hukum, seluruh pihak yang terlibat dalam prostitusi tersebut harus dikenakan sanksi.

”Yang menjual [diri] dan yang membeli kena semua. Kalau dari UU Perdagangan Orang, dua-duanya kena,” kata Masruhah.

Masruhah menjelaskan untuk menghentikan praktik prostitusi semacam itu dibutuhkan penanganan serius dan penerapan hukum yang tegas.

Untuk kalangan selebritis, bisnis prostitusi terjadi karena tuntutan tingginya kebutuhan hidup. Sementara di sisi lain, ada masyarakat yang memang kebutuhan ekonominya mendesak sehingga terpaksa harus melakoni bisnis itu.

Advertisement

Masyarakat dari kalangan ekonomi kelas bawah, menurut Masruhah, tak jarang justru mendapat intimidasi dari para pelanggan mereka. Bentuk intimidasi tersebut macam-macam, seperti kekerasan seksual hingga ditinggal pelanggan tanpa diberi bayaran.

Penerapan sanksi bagi para pelaku bisnis prostitusi harus disikapi secara bijak. ”Kalau pelaku secara ekonomi berjaya, pendidikan juga memadai, ya harus dikenakan sanksi tegas,” tutupnya.

Pengaruhi ABG
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menilai perilaku AA yang kerap tampil di publik akan berpengaruh buruk kepada anak-anak dan remaja. ”Dampak yang sangat luar biasa apa, apabila dibiarkan akan berdampak pada anak-anak ABG yang dengan sengaja dan tidak sengaja meniru perilaku dia sebagai artis,” kata Sekjen KPAI Erlinda.

Erlinda menilai dalam kasus prostitusi, perempuan selalu menjadi korban. Meskipun kedua pihak suka sama suka, namun tetap terjadi eksploitasi terhadap perempuan.

Sosiolog dari Universitas Syarif Hidayatullah, Musni Umar, menilai penyebab utama maraknya prostitusi adalah faktor ekonomi. Baik mendesak ataupun tidak, secara tak langsung, kebutuhan ekonomi merupakan faktor terbesar penyebab prostitusi.

”Ada yang karena ingin mempertahankan kehidupan mewah, ada juga yang terdesak untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan mengirim uang kepada keluarga,” kata Musni.

Advertisement

Oleh karena itu, butuh pembinaan jangka panjang untuk merubah pola pikir tersebut. Tak hanya oleh pemerintah, pembinaan paling penting menurutnya, justru berasal dari dalam keluarga dan sekolah. (JIBI/Solopos/Detik)

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif