Soloraya
Jumat, 8 Mei 2015 - 03:10 WIB

PEMBANGUNAN KOTA : Sulap Drainase Jadi City walk, DPU Sukoharjo Anggarkan Rp30 Miliar

Redaksi Solopos.com  /  Septina Arifiani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Saluran drainase di sebelah timur Jl. Jendral Sudirman, Sukoharjo, bakal disulap menjadi area city walk dan jalur lambat dengan anggaran senilai sekitar Rp30 miliar dari APBD 2015. Foto diambil, Kamis (7/5/2015). (Moh. Khodiq Duhri/JIBI/Solopos)

Pembangunan Kota Sukoharjo akan menyulap drainase menjadi city walk dengan anggaran Rp30 miliar.

Solopos.com, SUKOHARJO — Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Sukoharjo menyiapkan anggaran sekitar Rp30 miliar untuk mempercantik wajah kota pada tahun ini.

Advertisement

Kepala DPU Sukoharjo, Achmad Hufroni, mengatakan program perwajahan kota itu difokuskan untuk membuat area city walk dan jalur lambat di atas saluran drainase di sebelah timur Jl. Jenderal Sudirman. Saluran drainase sepanjang 2,5 km yang membentang dari depan Kantor Pertanahan Nasional (BPN) Sukoharjo hingga BPD Bank Jateng itu bakal ditutup bagian atasnya tanpa mengubah fungsi utamanya.

“Sebetulnya perencanaan program perwajahan kota berupa pembangunan area pejalan kaki dan jalur lambat di atas saluran drainase itu sudah lama. Tapi karena anggaran yang dibutuhkan cukup besar, akhirnya ditunda terus. Setelah ada anggaran, baru bisa direalisasikan tahun ini,” jelas Hufroni saat ditemui Solopos.com di kantornya, Kamis (7/5/2015).

Jalur lambat yang dibangun di atas saluran drainase itu akan berdampingan dengan city walk. Jalur lambat itu bakal digunakan untuk lokasi parkir. Menurutnya, ketiadaan jalur lambat membuat pengguna jalan memarkir kendaraan di bahu jalan.

Advertisement

“Jalan raya itu sebetulnya tidak boleh digunakan untuk lokasi parkir. Untuk itu, kami akan membangun jalur lambat,” paparnya.

Di area city walk juga akan dibangunkan selter-selter pedagang kaki lima (PKL). Dengan begitu, program perwajahan kota itu bersinergi dengan program penataan PKL yang selama ini gencar dilakukan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP). Menurut Hufroni, pengeluaran terbesar dari program perwajahan kota ini terletak pada pekerjaan menutup bagian atas saluran drainase itu. Pasalnya, lebar drainase itu makin membesar dari selatan ke utara.

“Lebarnya mulai 4 meter hingga 10 meter. Kalau bagian atasnya ditutup, ibarat kami membangun jembatan yang dijajarkan hingga memanjang sekitar 2,5 km,” ujarnya.

Advertisement

Anggaran Rp30 miliar itu sudah ditetapkan dalam APBD 2015. Menurut Hufroni, saat ini baru memasuki tahap perencanaan dan proses lelang. Dia menilai program perwajahan Sukoharjo perlu dilakukan guna mengimbangi perwajahan Solo Baru yang belakangan mengalami perkembangan pesat.

“Sebetulnya Solo Baru itu kota satelit bagi pusat Kabupaten Sukoharjo. Tetapi, perkembangannya lebih pesat daripada pusat Kabupaten Sukoharjo. Lokasinya yang berdampingan dengan Kota Solo membuat kawasan itu menjadi pusat perekonomian yang banyak dilirik investor,” jelas Hufroni.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif