News
Jumat, 8 Mei 2015 - 12:25 WIB

INFLASI JATENG : Kenaikan Harga BBM dan Elpiji 12 Kg Pacu Inflasi

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - ilustrasi laju inflasi (JIBI/Solopos/Dok.)

Inflasi Jateng melonjak di antaranya karena dipicu kenaikan harga BBM dan elpiji 12 kg.

Solopos.com, SEMARANG  Jawa Tengah pada April lalu mengalami lonjakan inflasi sebesar 0,17% month to month (mtm) dibandingkan bulan sebelumnya 0,16%. Kondisi itu dipicu kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang berlaku mulai awal April.

Advertisement

Secara tahunan inflasi Jateng sebesar 5,99% year on year (yoy) meningkat dari 5,69% (yoy) di Maret. Kendati terjadi lonjakan, inflasi di Jateng jauh lebih rendah dari nasional sebesar 0,36% (mtm).

Adapun pada Mei ini, risiko tekanan harga di Jateng diperkirakan masih akan terjadi walaupun dalam level yang relatif rendah. Hal ini sejalan dengan rencana kebijakan pemerintah untuk menaikkan tarif listrik untuk beberapa golongan pelanggan.

Advertisement

Adapun pada Mei ini, risiko tekanan harga di Jateng diperkirakan masih akan terjadi walaupun dalam level yang relatif rendah. Hal ini sejalan dengan rencana kebijakan pemerintah untuk menaikkan tarif listrik untuk beberapa golongan pelanggan.

Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jateng Ananda Pulungan mengatakan komoditas yang memberikan sumbangan terbesar adalah bensin, diikuti bawang putih, tarif kereta api, bahan bakar rumah tangga, dan gula pasir.

Berdasarkan disagregasinya, papar Ananda, peningkatan inflasi Jateng lebih disebabkan oleh kelompok administered prices.
“Kelompok administered prices tercatat mengalami inflasi sebesar 1,69% [mtm] lebih tinggi dibandingkan Maret sebesar 0,95% [mtm],” papar Ananda, Jumat (8/5/2015).

Advertisement

Akan tetapi, lanjut dia, kenaikan harga BBM belum memiliki dampak lanjutan (second round effect) pada kenaikan tarif angkutan dalam kota maupun angkutan luar kota. Sehubungan dengan kenaikan harga BBM, Pemprov Jateng menetapkan tidak akan menaikkan tarif angkutan antarkota dalam provinsi.

Di sisi lain, kelompok volatile foods kembali melanjutkan tren deflasi yang sudah terjadi sejak Januari 2015. Pada April deflasi tercatat sebesar 1,41 % (mtm) lebih dalam dibandingkan Maret lalu yang hanya mengalami deflasi sebesar 0,33%.

Sementara dari sisi permintaan, terjaganya ekspektasi masyarakat menjadi faktor stabilnya inflasi inti di April yang tercatat sebesar 0,02% (mtm).

Advertisement

“Secara umum, dapat dikatakan rendahnya inflasi di Jateng karena kenaikan harga BBM yang dikompensasi penurunan harga volatile food,” ujarnya.

Kepala Disperindag Jateng Prijo Anggoro Budil Rahardjo mengatakan inflasi yang diakibatkan oleh BBM merata terjadi secara nasional.

Adapun komoditas pertanian yang mengalami kenaikan harga, pihaknya bakal berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan Perum Bulog untuk turut mendistribusikan komoditas yang mengalami kelebihan stok ke wilayah yang defisit.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif