News
Rabu, 6 Mei 2015 - 12:20 WIB

SABDA RAJA : Sultan: Biarkan yang Tidak Setuju Berkoar Dulu

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengkubuwono X (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

Sabda Raja menimbulkan pro-kontra di internal Kraton maupun di masyarakat.

Harianjogja.com, JOGJA-Sabda Raja dan Dawuh Dalem yang dikeluarkan Raja Ngayogyakarta Hadiningrat menimbulkan pro-kontra di internal Kraton maupun di masyarakat. Hingga kini pihak Kraton belum menyampaikan secara resmi isi dari Sabda Raja tersebut. (Baca Juga : PEMBAYUN CALON RATU : Bagaimana Sikap Adik Sultan?)

Advertisement

Sultan menyatakan akan menyampaikan keterangan resmi pada pekan depan. Pekan ini Sultan membiarkan bagi yang tidak setuju dengan Sabda Raja untuk menyampaikan pendapatnya.

“Minggu depan saya panggil semua. Biar Sekarang yang enggak setuju [Sabda Raja] berkoar semua.” kata Sultan di Kepatihan, Rabu (6/5/2015).

Sultan juga menyatakan sudah mengirimkan naskah Sabda Raja ke Kementrian Dalam Negeri (Kemendagri). “Sudah saya kirim,” ucapnya.

Advertisement

Diketahui pemberitahuan ke Kemendagri ini karena ada perubahan gelar Sultan. Dalam Sabda Raja yang dikeluarkan, Kamis, pekan lalu, di antara poinnya adalah menghilangkan klausul Kalifatullah, mengganti kalimat Buwono menjadi Bawono, mengubah perjanjian pendiri Mataram Ki Ageng Pemanahan dengan Ki Ageng Giring, menyempurnakan keris Kanjeng Kyai Kopek dengan Kanjeng Kyai Ageng Joko Piturun.

Isi dari Sabda Raja ini mendapatkan reaksi dari Internal Kraton termasuk dari sejumlah adik-adik Sultan. Gusti Bendoro Pangeran Haryo (GBPH) Prabukusumo, GBPH Yudhaningrat, GBPH Cakraningrat, dan GBPH Condrodiningrat, Senin (4/5/2015) kemarin melakukan ziarah ke Makam Pendiri Mataram Ki Ageng Pemanahan di Kota Gede, Jogja, dan makam Ki Ageng Giring di Paliyan, Gunungkidul.

Gusti Prabu-Sapaan akrab GBPH Prabukusumo mengatakan, ziarah tersebut sebagai bentuk permohonan maaf kepada pendiri mataram atas tindakan Sultan, “Karena kedua nama [pendiri Mataram] itu disebut-sebut oleh Ngarso Dalem,” kata Gusti Prabu.

Advertisement

Ketua Umum KONI DIY ini juga meminta Sultan minta maaf kepada Allah, minta maaf kepada umat Islam, minta maaf kepada keluarga Kraton, serta kepada masyarakat Jogja, karena apa yang dilakukan Sultan dinilai keluar dari adat dan paugeran Kraton. (Baca Juga : SABDA RAJA SULTAN : Prabukusumo Memohonkan Maaf Atas Sikap Sultan)

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif