Soloraya
Rabu, 6 Mei 2015 - 05:10 WIB

RASKIN BOYOLALI : Warga Klego Anggap Raskin Tidak Tepat Guna

Redaksi Solopos.com  /  Septina Arifiani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi raskin (JIBI/Harian Jogja/Dok)

Raskin Boyolali dianggap tak tepat guna lantaran banyak warga yang memilih untuk menjual kembali.

Solopos.com,  KLEGO — Sejumlah warga Desa Bade, Kecamatan Klego, Boyolali, menganggap bantuan beras untuk rakyat miskin (raskin) tidak tepat guna. Praktiknya, bukannya langsung dapat dikonsumsi, raskin diterima hanya untuk ditukar tambah atau dijual kembali.

Advertisement

“Raskin yang seharusnya didistribusikan untuk dapat langsung dikonsumsi pada kenyataannya dijual kembali karena memang tidak layak dikonsumsi secara langsung. Padahal kan tujuannya raskin untuk dikonsumsi langsung oleh masyarakat miskin, ini sama saja tidak tepat guna,” tutur Sekretaris Desa Bade, Sumarno, ketika dijumpai Solopos.com sesaat setelah menerima pasokan raskin jatah Mei 2015 sebanyak 4,35 ton di Pendapa Balai Desa Bade pada Selasa (5/5/2015).

Sumarno mengatakan jatah raskin Mei 2015 tersebut akan dibagikan kepada 290 Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat (RTS PM) melalui tiap RT di Desa Bade, Kecamatan Klego, Boyolali. Masing-masing RTS PM berhak atas jatah satu karung beras seberat 15 kilogram dengan harga Rp1.600 per kilogram.

Warga RT 003/ RW 003 Dukuh Pelang, Desa Bade, Surahmi, 48, mengatakan raskin yang selama ini diterima tidak pernah digunakan untuk konsumsi sehari-hari. Surahmi memilih untuk menukar-tambahkan raskin yang diterimanya dengan beras jenis lain yang lebih layak untuk konsumsi.

Advertisement

Menurut Suwarni, sebagian warga ada juga yang menjual raskinnya kepada pembuat karak untuk dijadikan bahan campuran karak. Suwarni menilai raskin seharusnya diganti dengan beras yang setidaknya layak untuk dikonsumsi.

“Untuk ditukar tambah beras IR 64, saya nambah sekitar Rp2.000 per kilogram. Lha kondisi berasnya juga seperti itu, kekuning-kuningan, bau apek, kadang berkutu, dan remuk-remuk seperti beras lawas. Iya benar harganya murah, tapi sepertinya tidak manusiawi kan ya kalau mau ngasih makan keluarga pakai beras seperti itu,” kata dia saat ditemui Solopos.com di Balai Desa Bade, Selasa (5/5/2015) siang.

Hal senada diungkapkan Suparmi, 50, warga RT 001/ RW 004 Dukuh Bade, Desa Bade, Kecamatan Klego, Boyolali. Menurut Suparmi, kondisi raskin dari tahun ke tahun  tidak berubah, tidak ada peningkatan kualitas kelayakan konsumsi.

Advertisement

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif