News
Rabu, 6 Mei 2015 - 15:30 WIB

LONGSOR PANGALENGAN : Badan Geologi Bantah Longsor Disebabkan Eksplorasi Panas Bumi

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Dok/JIBI/Antara)

Longsor Pangalengan, Kabupaten Bandung, yang menelan korban jiwa, sempat disebut-sebut akibat eksplorasi panas bumi.

Solopos.com, BANDUNG — Badan Geologi membantah longsor di Desa Margamukti, Pangalengan, Kabupaten Bandung tidak disebabkan oleh eksplorasi panas bumi di kawasan tersebut.

Advertisement

Seperti diketahui, Selasa (5/5/2015) kemarin, belasan warga tertimbun longsor di Desa Margamukti, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung. Longsoran tanah tersebut memicu ledakan pada pipa gas alam yang berada di jalur pergerakan tanah.

Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Surono mengatakan kabar yang menyebutkan longsor disebabkan adanya eksplorasi panas bumi PT Star Energy tidaklah benar. Menurutnya, longsor yang menelan korban jiwa ini murni dikarenakan faktor alam. “Jadi, longsor yang menyebabkan ledakan pipa uap. Bukan ledakan pipa uap yang menyebabkan longsor,” katanya di Bandung, Rabu (6/5/2015), kepada Bisnis.

Advertisement

Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Surono mengatakan kabar yang menyebutkan longsor disebabkan adanya eksplorasi panas bumi PT Star Energy tidaklah benar. Menurutnya, longsor yang menelan korban jiwa ini murni dikarenakan faktor alam. “Jadi, longsor yang menyebabkan ledakan pipa uap. Bukan ledakan pipa uap yang menyebabkan longsor,” katanya di Bandung, Rabu (6/5/2015), kepada Bisnis.

Karena alasan itu menurutnya, eksplorasi panas bumi tersebut masih bisa dilakukan. Namun, jalur pipa yang menyalurkan uap panas bumi harus segera dialihkan agar tidak menimbulkan kerugian. Hasil penelitian pihaknya menunjukan adanya retakan tanah yang terjadi telah memotong jalur pipa uap PLTP Wayang Windu.

Pusat Vulkanologi dan Mitigaasi Bencana Geologi (PVMBG) telah memetakan jalur mana saja yang bisa digunakan untuk pipa penyaluran uap tersebut. Pihak Star Energy, menurutnya, didorong harus memilih jalur pipa yang aman. Surono sendiri memastikan pihaknya telah mendeteksi akan terjadinya longsor pada Selasa (5/5/2015) kemarin itu.

Advertisement

Dalam peninjauan itu, pihaknya menemukan pergerakan tanah yang menyebabkan rusaknya pipa penyaluran uap panas bumi. Ditemukan juga aanya gerakan tanah sepanjang 150 meter dengan lebar 20-30 cm. “Jalur pipa ada yang sudah patah, penyangganya juga retak,” katanya.

Badan Geologi sendiri merekomendasikan warga di sekitar lokasi longsor di Desa Margamukti, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung irelokasi agar terhindar dari ancaman longsor susulan. Menurutnya, relokasi harus dilakukan karena potensi longsor susulan bisa saja terjadi mengingat struktur tanah di kawasan tersebut yang rawan longsor.

“Harus mengungsikan masyarakat ke tempat aman, karena berkembang terus. Yang jelas kondisinya seperti itu, dari karakteristik rawan longsor,” katanya.

Advertisement

Menurutnya, dari pemukiman penduduk saat ini tidak terlalu jauh dengan bagian bawah gerakan tanah. Lokasi gerakan tanah dengan pemukiman hanya berjarak 200 meter. Pihaknya sudah memetakan jika hampir seluruh kawasan di Pangalengan rawan longsor.

Hal ini disebabkan terdapat gunung api, yakni Gunung Wayang, di Pangalengan, Kabupaten Bandung. “Daerah vulkanik ini (tanahnya) subur, tapi labil. Jadi hanya sedikit wilayah di Pangalengan yang betul-betul safe,” katanya.

Hingga kini, dilaporkan Okezone, tim gabungan masih terus berupaya melakukan pencarian terhadap warga yang menjadi korban timbunan longsor di lokasi kejadian. Empat orang sudah ditemukan dalam keadaan meninggal dunia.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif