News
Selasa, 5 Mei 2015 - 10:55 WIB

PRAKIRAAN CUACA : Musim Pancaroba, Hujan dan Petir Diprediksi Masih Terjadi

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - ilustrasi (static.environmentalgraffiti)

Prakiraan cuaca ini terkait musim pancaroba di Indonesia di mana hujan petir diprediksi masih terjadi.

Solopos.com, JAKARTA –  Memasuki Mei 2015, sebagian besar wilayah Indonesia diprediksi mengalami musim transisi atau pancaroba. Saat ini, posisi matahari berada di lintang utara khatulistiwa.

Advertisement

“Karakteristik utama dari musim transisi adalah berkurangnya kejadian hujan dibandingkan dengan puncak musim hujan seperti bulan Desember-Januari-Februari,” kata Kepala Pusat Meteorologi Publik Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Mulyono R. Prabowo di Jakarta, Selasa (5/5/2015).

Akan tetapi, lanjut dia, tidak menutup kemungkinan selama musim transisi berlangsung potensi kejadian hujan dengan intensitas yang cukup tinggi dapat terjadi di beberapa wilayah Indonesia.

“Hal ini dapat karena pengaruh dinamika atmosfer yang signifikan baik dalam skala lokal maupun regional,” tambah Mulyono.

Advertisement

Dia menambahkan di beberapa wilayah Indonesia masih terjadi hujan lebat yang disertai angin kencang dan petir yang dapat menyebabkan banjir dan longsor seperti terjadi di Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, dan Lombok.

Sementara itu terbentuknya Siklon Tropis di wilayah Samudera Hindia sebelah selatan Indonesia, siklon tropis Ikola yang terjadi pada awal bulan dan siklon tropis Quang pada akhir bulan April, berdampak pada pembentukan kondisi cuaca yang signifikan di sekitar wilayah Indonesia terutama di bagian selatan ekuator.

Mulyono menyatakan pontensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai angin kencang masih berpeluang terjadi di beberapa wilayah Indonesia bagian selatan, terutama pada siang hingga sore hari.

Advertisement

Hal ini disebabkan suhu muka laut yang cukup hangat 29 – 30 derajat Celcius di perairan timur dan barat Sumatera, perairan utara Aceh, Laut Jawa bagian barat dan tengah, Laut Bali, Laut Sulawesi yang menyebabkan banyaknya suplai uap air dari Samudera Hindia.

Selain itu, perlambatan kecepatan angin (shear) di wilayah Jawa Barat dan Jawa Tengah bagian barat juga berperan dalam pertumbuhan awan konvektif yang kuat di wilayah tersebut.

“Kami akan terus memberikan baik informasi cuaca yang berjadwal [prakiraan] maupun yang seketika [peringatan dini] di seluruh Indonesia untuk antisipasi hal ini,” kata Mulyono.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif