Jateng
Selasa, 5 Mei 2015 - 08:50 WIB

PEDAGANG KAKI LIMA : PKL di 23 Desa di Kudus Belum Dimanfaatkan

Redaksi Solopos.com  /  Sumadiyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi Pedagang Kaki Lima (PKL). (Googleimage)

Ilustrasi Pedagang Kaki Lima (PKL). (Googleimage)

Pedagang kaki lima di Kudus ternyata masih banyak yang belum memanfaatkan lapak yang dibuat Pemerintah Daerah. Hingga kini masih banyak lapak pedagang di 23 Desa yang belum dimanfaatkan

Advertisement

 

Kanalsemarang.com, KUDUS- Mayoritas lapak pedagang kaki lima (PKL) yang dibangun di 23 desa, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, hingga Senin belum dimanfaatkan meskipun bangunan tersebut selesai dibangun pada akhir tahun 2014.

Advertisement

Kanalsemarang.com, KUDUS- Mayoritas lapak pedagang kaki lima (PKL) yang dibangun di 23 desa, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, hingga Senin belum dimanfaatkan meskipun bangunan tersebut selesai dibangun pada akhir tahun 2014.

“Sebetulnya, kami sudah mendorong masing-masing desa untuk segera memanfaatkan lapak PKL tersebut karena sebelumnya pedagang yang hendak menempati juga sudah terdaftar,” kata Kabid Pengelolaan Pasar Dinas Perdagangan dan Pengelolaan Pasar Kudus Bambang Gunadi di Kudus seperti dikutip Antara, Senin (4/5/2015).

Berdasarkan hasil pantauan di sejumlah desa, kata dia, diperkirakan baru lima desa dari 23 desa yang sudah dimanfaatkan untuk berjualan para pedagang, sedangkan selebihnya belum dimanfaatkan, di antaranya di Desa Bakalan Krapyak, Padurenan, Gondosari, Sidorekso, dan Hadipolo.

Advertisement

Beberapa desa lainnya, lanjut dia, ada yang siap memanfaatkan. Namun, jumlah pedagang yang berminat menempati lapak tersebut justru melebihi jumlah lapaknya.

Beberapa desa lainnya, kata dia, ada yang beralasan menunggu ketersediaan jaringan listrik serta penataan lapak maupun akses jalan.

Desa yang mendapatkan bantuan lapak PKL dia minta segera memanfaatkan lapak PKL tersebut sebelum akhir Mei 2015.

Advertisement

“Apabila hingga batas waktu terakhir belum juga dimanfaatkan, kami terpaksa mencari pedagang di luar desa setempat,” ujarnya.

Selama ini, kata dia, Dinas Pengelolaan Pasar berupaya menjalin koordinasi dengan masing-masing desa yang mendapatkan bantuan lapak PKL.

Ketika terjadi permasalahan, kata dia, Dinas Pengelolaan Pasar juga siap memediasi, termasuk adanya peminat yang terlalu banyak.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif