Reshuffle kabinet Jokowi-JK kembali menjadi wacana. Ada sembilan menteri yang mendapat nilai tak memuaskan.
Solopos.com, JAKARTA — Reshuffle Kabinet Jokowi-JK mengemuka. Dua lembaga wadaya bidang politik Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) dan Gerakan Dekrit Rakyat Indonesia (GDRI) meneliti evaluasi kinerja pemerintahan Jokowi-JK selama satu semester terakhir.
Koordinator Advokasi Fitra Apung Widadi, Senin (4/5/2015), menyebutkan setidaknya ada tiga menteri dalam Kabinet Kerja yang harus diganti karena dianggap tidak mampu mewujudkan program Nawa Cita.
Tiga menteri itu antara lain Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Menteri Badan Usaha Milik Negara, dan Menteri Keuangan.
Dalam konferensi pers yang digelar GDRI, Direktur Eksekutif Para Syndicate Ari Nurcahyo mengatakan ada delapan menteri Kabinet Kerja yang paling mendapat sorotan dari publik atas kebijakan yang telah diambil.
Mereka juga dianggap berpotensi mengalami perombakan kabinet (reshuffle). Kedelapan menteri ialah Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan, Menteri Keuangan, Menteri Pertanian, Menteri Perdagangan, Menteri BUMN, Menteri Riset dan Teknologi, Menteri Bappenas, dan Sekretaris Kabinet.
Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) memastikan akan terjadi perombakan Kabinet Kerja demi meningkatkan kinerja pemerintahan.