News
Senin, 4 Mei 2015 - 20:40 WIB

PROGRAM 35.000 MEGAWATT : Proyek Pembangkit Listrik Berbiaya Rp1.100 Triliun Dimulai

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Program 35.000 Megawatt berupa pembangkit listrik berbiaya Rp1.100 triliun dimulai

Harianjogja.com, BANTUL- Proyek pembangkit listrik 35.000 mega watt (MW) berbiaya Rp1.100 triliun diluncurkan Presiden RI Joko Widodo di Pantai Goa Cemara, Desa Gadingsari, Sanden, Bantul, Senin (4/5/2015).

Advertisement

Proyek ini akan dikerjakan selama tiga tahun di 210 lokasi yang tersebar di seluruh Indonesia. Pembangkit listrik yang dibangun beragam mulai dari pembangkit bertenaga uap, air, gas hingga pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB).

“Apakah ini proyek ambisus? Tidak. Ini program terencana detil, dibackup regulasi. Akan terus saya pantau dan awasi,” tegas Joko Widodo saat menyampaikan sambutan dalam peluncuran program listrik 35.000 MW di Bantul.

Pembangunan listrik 35.000 MW terbagi menjadi dua. Sebanyak 10.000 MW dikerjakan oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN) sedangkan sisanya sebanyak 25.000 MW dikerjakan oleh pengembang listrik swasta atau independent power producer (IPP). Sehingga pembiayaan sebesar Rp1.100 triliun dapat ditanggung bersama.

Advertisement

Hingga saat ini, sebanyak 29 proyek sudah dalam tahap pengadaan dan pembangunan oleh pihak swasta dan PLN, lainnya baru akan dilelang maupun penunjukan langsung.

Pemerintah, kata Jokowi menggandeng Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) untuk memantau jalannya proyek agar tidak melanggar aturan.

Untuk mempercepat pembangunan, pemerintah membackup program ini dengan berbagai regulasi. Antara lain dengan Undang-Undang (UU) No.2/2012 tentang pembebasan lahan, Peraturan Menteri (Permen) Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tentang pengadaan barang, regulasi perizinan yang dipermudah serta sejumlah kemudah aturan lainnya.

Advertisement

Jokowi menekankan pentingnya energi listrik sebesar 35.000 MW karena hingga detik ini baru 84% rumah tangga di Indonesia yang tersentuh listrik.

“Setiap saya pergi ke kota, kabupaten keluhannya defisit listrik, defisit listrik enggak ada yang lain. Mau bangun hotel, industri nunggu listriknya ada. Kapan mau investasi kalau listriknya enggak ada,” ujar presiden.

Ditambahkannya, program listrik nasional 35.000 MW merupakan salah satu proyek besar dalam sejarah Indonesia. Selama hampir 70 tahun Indonesia merdeka, bangsa ini sampai sekarang hanya memiliki listrik sebesar 50.000 MW. Namun dalam tiga tahun, listrik sebesar 35.000 MW ditargetkan dapat terwujud.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif