Jogja
Senin, 4 Mei 2015 - 09:24 WIB

PENDIDIKAN SANTRI : Ujian Hapalan Alquran Diikuti 106 Santri

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Seorang santri perempuan PPPA Daarul Quran tengah menghapal ayat Quran depan penguji dalam ujian kenaikan tingkat 5-10 juzz di Masjid Komplek Balai Kota Jogja, Minggu (3/5/2015). (JIBI/Harian Jogja/Ujang Hasanudin)

Pendidikan santri di Kota Jogja terus berkembang. Pada akhir pekan lalu, setidaknya 106 santri menjalani ujian hafalan Alquran.

Harianjogja.com, JOGJA-Sebanyak 106 santri yang terdiri dari pelajar sekolah dasar sampai mahasiswa menjalani ujian hafalan ayat Alquran di Masjid Komplek Balai Kota Jogja selama dua hari, Sabtu-Minggu (2/5/2015-3/5/2015)

Advertisement

Para santri yang ikut ujian hapalan Alquran tersebut merupakan perwakilan dari 30 Rumah Tahfidz, dibawah naungan Yayasan Program Pembibitan Penghapal Al-Quran (PPPA) Daarul Quran milik ustad Yusuf Mansur.

Kepala Cabang PPPA Daarul Quran Cabang DIY, Wachid Mufti Adi Ikhsan mengatakan tiap tahun PPPA menggelar ujian hapalan quran dua kali dalam setahun dari berbagai tingkatan. Ujian kali ini adalah ujian untuk hapalan 5-10 juss.

Penilaian tidak hanya dari sisi kelancaran hapalan, “Tapi juga dinilai dari tajwid dan tahsin [keindahan] nya,” kata Wachid.

Advertisement

Wachid menjelaskan, standar penilaian kelulusan hapalan minimal santri mencapai nilai 70 dari target nilai 90. Jika santri tidak mencapai nilai sesuai standar maka dinyatakan tidak lulus, dan harus mengulang dalam ujian berikutnya.

Salah satu pengelola Rumah Tahfidz Cendekia di Jalan Janturan, Umbulharjo, Jogja, Aqidah Asri mengatakan pesantrennya mengirimkan lima perwakilan dari total 24 santri di pesantrennya. Rumah tahfidz yang dikelolanya menerapkan program hapalan quran 4-10 juzz.

“Sebagian besar santrinya di Rumah Tahfidz saya adalah mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi,” kata dia.

Advertisement

Wachid menambahkan, saat ini di DIY ada 2.000 lebih santri didikan PPPA Daarul Quran yang tersebar di 30 Rumah Tahfidz. Santri tersebut sebagian besar bermikim. Selama proses pendidikan, para santri tidak dipungut biaya. Semua administrasi sampai biaya makan santri ditanggung PPPA Daarul Quran.

“Semua biaya berasal dari infak dan sodaqoh masyarakat,” ujar Wachid.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif