Jateng
Senin, 4 Mei 2015 - 21:50 WIB

HARGA BBM : Kenaikan Harga BBM Picu Inflasi di Jateng

Redaksi Solopos.com  /  Sumadiyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pascapemerintah menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) per 1 Januari 2015, Deviasi harga BBM non subsidi (Pertamax) dengan BBM bersubsidi (Premium) semakin tipis. Konsumsi Pertamax di DIY pun mengalami kenaikan hingga 400% sementara Premium turun sekitar 15%. Tampak sejumlah konsumen mengisi BBM Pertamax di SPBU Lempuyangan, Senin (5/1/2015) (JIBI/Harian Jogja/Abdul Hamied Razak)

Pascapemerintah menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) per 1 Januari 2015, Deviasi harga BBM non subsidi (Pertamax) dengan BBM bersubsidi (Premium) semakin tipis. Konsumsi Pertamax di DIY pun mengalami kenaikan hingga 400% sementara Premium turun sekitar 15%. Tampak sejumlah konsumen mengisi BBM Pertamax di SPBU Lempuyangan, Senin (5/1/2015) (JIBI/Harian Jogja/Abdul Hamied Razak)

Harga BBM yang tidak stabil memicu inflasi di Jateng. BPS mencatat lima kota besar di Jateng mengalami inflasi dengan inflasi terbesar terjadi di Kota Kudus, Kota Semarang, Kota Purwokerto dan Kota Cilacap 

Advertisement

 

Kanalsemarang.com, SEMARANG- Kenaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) memicu inflasi Jawa Tengah pada April sebesar 0,17%, kata Kepala Bidang Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Jateng Jam Jam Zamachsyari.

“Inflasi tersebut dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 117,85. Besaran inflasi tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya yang mencapai 0,16 persen dengan IHK sebesar 117,65,” katanya di Semarang seperti dikutip Antara, Senin (4/5/2015).

Advertisement

Tepatnya pada 28 Maret lalu harga BBM jenis premium naik dari Rp6.900/liter menjadi Rp7.400/liter, sedangkan untuk jenis solar dari harga Rp6.400/liter menjadi Rp6.900/liter.

Selain BBM, komoditas lain yang memberikan kontribusi terhadap terjadinya inflasi di antaranya bawang putih, tarif kereta api, bahan bakar rumah tangga, dan gula pasir.

“Untuk tarif kereta api ini kelas ekonomi memang sudah mengalami penyesuaian harga sehingga berdampak pada terjadinya inflasi,” katanya.

Advertisement

Dilihat dari survei biaya hidup (SBH), lima kota besar di Jateng mengalami inflasi dengan inflasi terbesar terjadi di Kota Kudus sebesar 0,21 persen dengan IHK 123,47, selanjutnya Kota Semarang dengan inflasi 0,17 persen dengan IHK 117,86, Kota Purwokerto sebesar 0,15 persen dengan IHK 116,66, dan Kota Cilacap sebesar 0,02% dengan IHK 120,76.

“Kota besar yang mengalami deflasi yaitu di Kota Tegal sebesar 0,10 persen dengan IHK 114,30,” katanya.

Untuk komoditas yang memberikan sumbangan terhadap deflasi di antaranya beras, cabai rawit, wortel, tarif listrik, dan komoditas kentang.

“Bahan makanan memang memberikan kontribusi sangat besar terhadap inflasi mengingat beras merupakan bahan makanan utama masyarakat Indonesia salah satunya Jawa Tengah,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif