Soloraya
Minggu, 3 Mei 2015 - 23:20 WIB

PENATAAN PASAR DI SUKOHARJO : Belum Dipakai, Dasaran Oprokan Pasar Grogol Rusak

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Permukaan beton untuk dasaran pedagang oprokan sudah rusak kendati pasar darurat Grogol belum digunakan untuk berjualan, Minggu (3/5/2015). (JIBI/Solopos/Moh. Khodiq Duhri)

Para pedagang Pasar Grogol, Sukoharjo mempertanyakan kualiatas pasar darurat yang kurang bagus karena dasaran oprokan  rusak meski belum digunakan.

Solopos.com, SUKOHARJO- Himpunan Pedagang Pasar (HPP) Grogol mempertanyakan keseriusan Disperindag Sukoharjo untuk mengeraskan permukaan pasar darurat. Hal ini karena beton untuk dasaran pedagang oprokan sudah rusak kendati pasar darurat belum digunakan untuk berjualan.
Pantauan solopos.com di lokasi, Minggu (3/5/2015), sejumlah pedagang sudah memindah dagangan ke pasar darurat lantaran Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sukoharjo memberi tenggat pengosongan pasar induk pada Senin (4/5/2015).

Advertisement

Permukaan beton di area pasar darurat itu rusak setelah beberapa kali dilintasi mobil pikap yang digunakan untuk memindah dagangan.

Sekretaris HPP Grogol, Mulyono, menilai pengerasan permukaan pasar darurat kurang maksimal. Menurutnya, pembuatan beton itu tidak menggunakan batu kerakal sehingga kurang kuat untuk menahan beban di atasnya. Selain itu, pembuatan beton itu dianggapnya tidak menggunakan semen dalam jumlah cukup.

“Dulu Disperindag berjanji akan mengeraskan permukaan pasar darurat supaya pedagang dan pembeli nyaman. Namun, beton itu sudah rusak meski pasar darurat belum dipakai untuk berjualan,” kata Mulyono saat ditemui di lokasi.

Advertisement

Mulyono menjelaskan permukaan beton itu rencananya akan dipakai untuk pedagang oprokan yang berjumlah sekitar 69 orang. Dia berharap kerusakan permukaan beton itu bisa diperbaiki secepatnya supaya bisa digunakan untuk berjualan. Dia mengakui pembuatan pasar darurat itu terkesan terburu-buru lantaran akan digunakan pedagang secepatnya. Kendati begitu, dia tidak menginginkan pembangunan pasar darurat itu terkesan asal jadi.

“Sekarang beton itu sudah berubah menjadi letok. Pasir sudah bercampur dengan tanah. Saya khawatir pengunjung tidak betah berlama-lama di dalam pasar karena becek. Kalau sudah begitu, pedagang juga yang rugi,” tandasnya.

Selain menyangkut permukaan beton yang rusak, pedagang juga mempertanyakan tidak adanya fasilitas listrik untuk los. Sarni, 60, pedagang bumbu dapur asal Dusun Garan, Desa Pondok, Kecamatan Grogol, mengaku sudah berada di pasar setiap pukul 03.00 WIB untuk menurunkan dagangan dari Tawangmangu.

Advertisement

“Saya juga terbiasa menggunakan listrik untuk menghidupkan alat parut kelapa. Kalau tidak ada listrik, bagaimana saya bisa menata dagangan di pagi hari atau menghidupkan alat parut kelapa?” paparnya.

Menanggapi hal itu, Lurah Pasar Grogol, Budi Siaga, mengaku belum mengecek ke pasar darurat Grogol. Namun, dia mengatakan kerusakan di permukaan beton itu bakal diperbaiki secepatnya. “Masih ada masa pemeliharaan bangunan oleh kontraktor. Jadi, kerusakan itu bakal diperbaiki,” tandasnya saat dihubungi melalui telepon.

Terkait persoalan listrik untuk los pedagang, Budi meminta pedagang untuk bersabar. Menurutnya, pemasangan instalasi listrik untuk los bakal dilakukan setelah pemasangan instalasi listrik di los pasar darurat Telukan selesai.

“Sekarang kami masih memasang listrik di los darurat Telukan, setelah ini pemasangan listrik untuk pasar darurat Grogol akan dilakukan,” ujarnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif