Soloraya
Jumat, 1 Mei 2015 - 18:30 WIB

WARGA KALAP : Siswa MAN 1 Solo Tewas Tergulung Ombak Pantai Indrayanti

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Satu unit jetski milik SAR Satlinmas Wilayah II Gunungkidul yang merupakan pemberian dari pemilik Restoran Indrayanti di Pantai Pulang Sawal, Kecamatan Tepus, Kamis (19/2). (FOTO ISTIMEWA/Dok. SAR Satlinmas Wilayah II Gunungkidul)

Warga kalap di Pantai Indrayanti Gunungkidul, DIY, berhasil ditemukan siang tadi.

Solopos.com, SOLO – Farid Naufal, 17, siswa Madrasah Aliah Negeri (MAN) 1 Solo akhirnya ditemukan dalam kondisi tewas.

Advertisement

Dua siswa Madrasah Aliah Negeri (MAN) Solo, Farid Naufal, 17, dan Mutazaka, 17, siswa kelas XI Program Boarding School MAN 1 Solotergulung ombak saat bermain di Pantai Indrayanti, Yogyakarta, Kamis (30/4/2015) Sore. (Baca juga: Siswa MAN 1 Hilang di Indrayanti)

Informasi yang dihimpun Solopos.com, menyebutkan peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 16.00 WIB.

Advertisement

Informasi yang dihimpun Solopos.com, menyebutkan peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 16.00 WIB.

Saat itu sebanyak 72 siswa sedang bermain di pantai tersebut untuk rekreasi karena telah mengikuti kunjungan ilmiah di Laboratorium Kimia UGM.

Saat itu enam orang diantara mereka bermain-main masuk ke dalam air sejauh sekitar lima meter dari bibir pantai.

Advertisement

Tak ayal, keduanya pun ikut tergulung ombak. Sejumlah guru dan murid yang mengetahui peristiwa itu langsung melapor ke tim SAR setempat. Sekitar 15 menit kemudian, Mutazaka berhasil diselamatkan.

“Saat itu kondisi Mutazaka tampak lemas dan syok, untungnya tidak apa-apa,” kata Pejabat Humas MAN 1 Solo, Hasanudin, saat dihubungi Solopos.com, Jumat (1/5/2015).

Pencarian Hingga Malam

Advertisement

Tim SAR terus mencari keberadaaan Naufal hingga Kamis malam, namun saat itu belum ditemukan. “Semua guru-guru berjaga-jaga dan menginap di pos jaga di pantai Indrayanti,” kata dia.

Nahas, Naufal baru ditemukan keesokan harinya Jumat (1/5) sekitar pukul 14.10 WIB dalam keadaan tidak bernyawa di Pantai Baron oleh tim SAR. Saat itu juga Naufal langsung dibawa ke rumah keluarganya di Magelang.

“Naufal itu asal Tarakan, Kalimantan Utara. Tapi Rencananya Naufal akan disemayamkan dan dimakamkan di Magelang di tempat saudaranya,” ungkap Hasan.

Advertisement

Menurut Hasan, berdasarkan informasi dari teman-teman Naufal dan Mutazaka, keduanya memang tidak bisa berenang. Diduga karena tidak bisa berenang itu, keduanya lalu tergulung ombak.

Kepergian Naufal meninggalkan luka yang mendalam bagi keluarga, guru, dan teman-temannya. Kepala Sekolah MAN 1 Solo, Haryadi Purwanto, menyatakan duka yang mendalam atas kepergian Naufal. Dia berharap kejadian serupa tidak terulang kembali.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif