Soloraya
Jumat, 1 Mei 2015 - 17:30 WIB

DEMAM BATU AKIK : Pamor Fire Opal Wonogiri Mulai Redup

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Batu Akik fire opal Wonogiri (M Ismail/JIBI/Solopos/dok)

Demam batu akik membawa nama Wonogiri diperhitungkan. Ini karena akik jenis fire opal banyak terdapat di wilayah Wonogiri.

Solopos.com, WONOGIRI — Demam batu akik fire opal asal Bukit Manggal Kecamatan Tirtomoyo, Wonogiri yang sempat booming kini mulai ditinggalkan. Mahalnya harga batu akik jenis tersebut menjadi penyebabnya.

Advertisement

Salah satu kolektor batu akik asal Kecamatan Baturetno, Faried, mengatakan daya beli masyarakat pada batu akik khas Wonogiri, fire opal semakin hari semakin menurun. Harga jual fire opal yang melambung tinggi membuat masyarakat Wonogiri tidak mampu membelinya.

“Mengetahui harga batu akik fire opal mahal, masyarakat akhirnya beralih ke batu akik yang lebih murah. Kondisi itu membuat tren fire opal menurun,” ujar Faried saat ditemui wartawan di Kantor Pemkab Wonogiri, Kamis (30/4/2015).

Advertisement

“Mengetahui harga batu akik fire opal mahal, masyarakat akhirnya beralih ke batu akik yang lebih murah. Kondisi itu membuat tren fire opal menurun,” ujar Faried saat ditemui wartawan di Kantor Pemkab Wonogiri, Kamis (30/4/2015).

Dia mengatakan harga jual fire opal dalam bentuk batu Rp400.000-Rp500.000 untuk ukuran sedang. Sementara dalam bentuk cicin, fire opal harganya Rp600.000-Rp700.000.

Mahalnya harga tersebut membuat batu khas Wonogiri itu hanya laku dijual di kalangan kolektor dan masyarakat kelas menengah ke atas.

Advertisement

Dia mengakui batu akik jenis calcedon, junjung drajat, kecubung, red baron, batu fosil, dan batu motif lainnya justru banyak diminati masyarakat Wonogiri kelas menengah ke bawah. Harganya lebih murah dan terjangkau.

Dia mencontohkan batu akik jenis calcedon hanya Rp100.000 hingga Rp300.000. “Munculnya jenis batu akik baru dengan harga lebih murah membuat fire opal justru tengelam,” kata dia.

Pesanan Akik Stabil

Advertisement

Sementara itu, salah seorang pengrajin batu akik di Baturetno, Andri, mengatakan munculnya jenis batu akik baru di Wonogiri dan daerah lainnya membuat pesanan batu akik relatif stabil. Namun, untuk pesanan pembuatan batu akik jenis fire opal turun drastis.

“Fire opal memiliki kelemahan terutama ketika batu itu dihaluskan untuk dibuat cincin, kalau yang membuat tidak berpengalaman, batu itu akan pecah. Hal itu membuat pesanan fire opal tidak begitu banyak,” kata dia.

Sebagaimana diinformasikan, batu akik jenis fire opal asal Bukit Manggal telah diklaim sebagai  batu akik khas Wonogiri oleh Bupati Wonogiri, Danar Rahmanto, saat pameran di Gedung Giri Wahana Kompleks GOR Giri Mandala Wonogiri beberapa bulan lalu. Batu fire opal ada yang berwarna kekuningan, merah, dan hijau dengan tingkat kekerasan 3 sampai 3,6 skala Mohs.

Advertisement

Tak sebatas pencanangan, Bupati Wonogiri juga sudah meminta jajarannya di instansi terkait untuk mengurus hak paten atas fire opal agar tak diklaim oleh daerah atau pun negara lain.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif