News
Rabu, 29 April 2015 - 07:20 WIB

HUKUMAN MATI : Duo Bali Nine Dieksekusi, Australia Tarik Duta Besar

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Perdana Menteri Australia Tony Abbott (JIBI/Solopos/Reuters)

Hukuman mati terhadap duo Bali Nine membuat Australia berang. Mereka menarik Duta Besar Australia untuk Indonesia.

Solopos.com, CANBERRA — Eksekusi 8 terpidana mati kasus narkoba jilid II semalam membuat hubungan Australia dan Indonesia kembali memanas. Australia memutuskan untuk memanggil pulang duta besar untuk Indonesia.

Advertisement

Berita tentang berlangsungnya eksekusi mati terhadap delapan orang itu, termasuk duo Bali Nine penyelundup heroin pada 2005 (Andrew Chan dan Myuran Sukumaran), telah sampai ke pemerintah Australia. Bloomberg melaporkan PM Australia Tony Abbot mengatakan pihaknya akan mengambil langkah yang belum pernah dilakukan sebelumnya, yaitu memanggil dubes Australia untuk Indonesia.

Pemanggilan itu dilakukan untuk meminta keterangan soal eksekusi dan konsultasi tentang manuver Australia berikutnya. Australia telah mengajukan 50 permohonan grasi dan Tony Abbott sendiri telah beberapa kali mengeluarkan pernyataan pedas. “Eksekusi ini menandai momen gelap dalam hubungan bilateral dengan Indonesia,” katanya.

Selain Australia, Presiden Brasil Dilma Rousseff yang sebelumnya telah dianggap melecehkan Dubes RI untuk Brasil, juga terus mengecam. Apalagi, seorang warganya juga kembali dieksekusi. Dilma mengancam eksekusi akan berpengaruh terhadap hubungan perdagangan dan bilateral Indonesia-Brasil.

Advertisement

Proses eksekusi mati terhadap delapan terpidana kasus narkoba dilakukan pada Rabu (29/4/2015) sekitar pukul 00.25 WIB, di Pulau Nusakambangan, Cilacap. Ambulans pembawa jenazah pun tiba di Dermaga Wijayapura dan meninggalkan lokasi itu.

Sebelumnya, Jaksa Agung, Prasetyo, mengatakan penundaan pelaksanaan eksekusi terpidana mati hanya akan melemahkan penegakan hukum Indonesia. Bahkan permintaan negara lain yang disertai ancaman untuk membatalkan eksekusi tersebut pun tidak mungkin dipenuhi oleh pihaknya.

“Ya silakan saja [memutus hubungan diplomatik], saya sudah komunikasi dengan Menteri Luar Negeri, dan itu rasanya bukan masalah yang harus kita risaukan,” katanya di Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (28/4).

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif